Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA, Jahja Setiaatmadja, memberikan beberapa tips bagi investor pemula.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menyebutkan, hal pertama yang harus diperhatikan dalam menentukan jenis instrumen investasi yang dipilih sebaiknya berbasis pada profil risiko investor. Dengan begitu, sejak awal sudah dapat diukur toleransi investor terhadap kemungkinan rugi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Menurut saya, Anda harus mengenali diri sendiri," ujar Jahja, Selasa, 9 Februari 2022.
Ia lalu mencontohkan, bila calon investor tergolong agresif bila berani atau dapat menoleransi tingkat kerugian tertentu. "Agak berani loss tidak apa-apa, tetapi mencari target income yang tinggi. Ya masuk ke investasi yang tanda petik ada spekulasi tinggi,” katanya.
Sebaliknya, investor termasuk golongan konservatif bisa memilih instrumen investasi yang relatif aman. Sedangkan investor moderat bisa mencampur investasi yang berisiko tinggi dengan investasi dengan risiko serta imbal hasil rendah.
“Jadi, tergantung juga dari sifat Anda, itu yang pertama," tutur Jahja.
Hal kedua, menurut dia, adalah pilihan jenis investasi harus memperhatikan kebutuhan dari tiap individu."Tentunya banyak sekali investasi dan dalam hal ini Anda harus melihat kebutuhan. Jangan hanya sekadar investasi."
Ia lalu memberi gambaran, bahwa para investor di pasar uang yang berstatus belum berkeluarga akan lebih leluasa untuk memilih produk investasi. Hal itu diasumsikan karena mereka belum memiliki tagihan, seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR), KKB, atau lainnya.
Jahja mencontohkan investasi di perbankan relatif aman, seperti tabungan dan deposito. Walaupun bunga yang ditawarkan cukup rendah, instrumen itu lebih likuid atau mudah dicairkan.
“Tetapi ada juga, kita mulai melihat pasar modal, ada obligasi dan saham," katanya.
Hal berbeda jika pilihan investasi dengan horizon waktu yang lebih panjang seperti obligasi pemerintah. "Pasti aman. Tetapi kalau itu jatuh pas ada saat jatuh tempo, in between Anda perlu likuiditas, tentu Anda harus jual dan saat itu tergantung harga pasar lagi tinggi atau rendah,” tutur Jahja.
Sedangkan untuk instrumen saham, Jahja menyatakan bahwa investor dipastikan memburu capital gain karena tidak ada bunga yang dikenakan.
BISNIS
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.