Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Bos BNI Blak-blakan Ungkap Cara Bank Jaga Pertumbuhan Kredit di Masa Pandemi

Pertumbuhan kredit BNI masih menunjukkan tren positif di tengah pandemi Covid-19.

13 Juli 2021 | 16.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar (kiri) dan Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati (kanan) pada peluncuran New BNI Mobile Banking di Jakarta, Senin (5 Juli 2021). Pada HUT ke-75, BNI meluncurkan New BNI Mobile Banking dengan tampilan yang lebih simple, fresh, dan clean, serta berbagai fitur inovatif seperti personalisasi, pengaturan menu favorit, tarik tunai tanpa kartu, QRIS hingga pengajuan digital loan. Foto: Dok. BNI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) atau BNI Tbk Royke Tumilaar mengatakan pertumbuhan kredit di perseroannya masih menunjukkan tren positif di tengah pandemi Covid-19. Saat pertumbuhan kredit nasional terkontraksi -3,8 persen; bank pelat merah itu justru menorehkan capain positif sebesar 2,2 persen secara year on year.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Royke mengungkapkan, dalam menggenjot pertumbuhan kredit, perusahaan melakukan berbagai upaya agar kualitas debitur terjaga. Bank mengantisipasi adanya kredit macet atau non-performing loan (NPL) di tengah situasi yang serba tidak pasti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dalam mencapai pertumbuhan kredit, perbankan tentunya akan selektif terhadap sektor-sektor tertentu supaya kualitas kredit bisa kita jaga," ujar Royke dalam webinar Investor Daily, Selasa, 13 Juli 2021.

Royke memaparkan, BNI menyasar sejumlah sektor potensial untuk menyalurkan pinjaman. Sektor-sektor tersebut di antaranya manufaktur, agribisnis, dan konstruksi. Total penyaluran kredit BNI untuk ketiga sektor tersebut mencapai 215 triliun atau sekitar 46 persen dari total bisnis perusahaan.

Meski memfokuskan ke sektor potensial, ia mengungkap bukan berarti sektor lain diabaikan. Menurut Royke, di sektor-sektor lain, pembiayaan kredit juga disalurkan untuk kawasan ekonomi baru.

Ia tak menampik penyaluran kredit di kawasan ekonomi baru menghadapi tantangan, seperti perutaran perekonomian yang masih lambat. Selanjutnya, terjadi penundaan proyek infrastruktur yang menyebabkan adanya peningkatan NPL.

"Kemudian kondisi feasibility project, terutama project infrastruktur di kawasan baru. Hal ini sering jadi permasalahan karena pembangunan infrastruktur diharapkan menjadi stimulus atau pemicu pertumbuhan ekonomi," ujar Royke.

Dalam kondisi tersebut, Royke menyebut perlu adanya koordinasi dengan berbagai pihak. Royke menjamin BNI akan mendukung pengembangan kawasan ekonomi baru secara menyeluruh kendati di tengah krisis karena wabah virus corona.

BNI optimistis pertumbuhan ekonomi akan terjadi seiring dengan keseriusan dan kerja sama yang baik antara pemerintah, otoritas, lembaga negara, dan seluruh elemen masyarakat.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiscus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus