Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Direktur PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) Nixon L. P. Napitupulu menilai kondisi restrukturisasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) semakin membaik. Hal ini terlihat dari jumlah nasabah dan nilai restrukturisasi KPR Covid-19 terus berkurang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kalau kita lihat data di Desember saja sebagai contoh, yang keluar dari restrukturisasi KPR Covid-19 itu satu bulan saja Rp 1,7 triliun,” ujar Nixon dalam konferensi pers virtual pada Rabu, 11 Januari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan tren dari restrukturisasi yang membaik itu, Nixon yakin kinerja BTN ke depannya akan lagi baik lagi. Adapun program restrukturisasi kredit adalah program yang dikeluarkan bank untuk membantu para debitur dengan cicilan ringan di masa pandemi.
Ditambah dengan adanya kebijakan relaksasi, Nixon optimistis banyak debitur yang sebelumnya ambil program restrukturisasi, akan dapat keluar dari program itu pada tahun ini. "Kita masih yakin itu masih bisa tercapai,” ucap dia.
Pada situasi seperti sekarang ini, menurut Nixon, orang-orang akan tetap menjaga pembayaran cicilan rumahnya, agar tidak menjadi bermasalah di bank. Hal tersebut yang menjadi pendorong BTN untuk tetap optimistis di tahun 2023.
“Itu yang menjadi motivasi besar, angka restrukturiasasi KPR Covid policy mereka banyak keluar. Sehingga kembali ke angka kredit yang kita sebut kredit lancar. Kami yakin itu akan terus membaik,” kata Nixon.
Secara umum, kata Nixon, pertumbuhan bisnis kredit BTN tahun lalu cukup baik. Dari data unaudited, pertumbuhan bisnis kredit BTN mencapai 8,5 persen. "Terbesar masih berasal dari KPR subsidi, bahkan mendekati double digit,” tutur dia.
Hal tersebut tak lepas dari sejarah bahwa bisnis utama BTN adalah KPR. Dengan KPR di segmen bawah yang tumbuh masih lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menengah ke atas, Nixon yakin, BTN akan tetap tumbuh pada tahun 2023 ini meskipun ada bayang-bayang ancaman resesi global.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini