Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Varuna Tirta Prakasya (Persero) atau VTP, Adi Nugroho buka suara perihal isu pembubaran perusahaan pelat merah di bidang jasa logistik tersebut. Dia mengaku, manajemen belum pernah diajak duduk untuk membahas isu pembubaran VTP. Adi menyampaikan hal itu dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XI DPR RI ketika membahas rencana pemberian Penyertaan Modal Negara (PMN) nontunai dari Barang Milik Negara (BMN) bagi VTP.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Memang PMN untuk Varuna Tirta Prakasya pada saat ini dibarengi dengan isu pembubaran. Kami dari manajemen belum pernah diminta atau diajak berbicara terkaitan dengan ini," kata Adi di Senayan pada Selasa, 2 Juli 2024, dikutip dari siaran langsung TV Parlemen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bahkan, kata Adi, beberapa waktu lalu mereka masih menyusun rencana jangka panjang perusahaan (RJPP). "Selama lima tahun ke depan, kami masih optimistis kami akan bertumbuh. Mudah-mudahan PMN ini menjadi titik balik VTP. Yang tadinya mungkin ada isu mau penutupan, justru akan menjadi langkah maju ke depannya."
Adi berharap, usulan pemberian PMN tersebut dapat mendukung keberlanjutan perseroan. Dia juga memaparkan evaluasi kinerja VTP selama lima tahun terakhir. "Terutama dari laporan rugi laba, memang dari tahun 2019 sampai 2022 posisinya negatif. Tapi di 2023 kemarin, kami sudah positif. Walaupun memang secara nilainya belum besar, tapi mudah-mudahan ke depannya ini bisa lebih bagus lagi," kata dia.
Pada 2019, VTP mencatatkan laba rugi Rp 2,61 miliar. Kemudian pada 2020 tercatat laba rugi Rp 39,64 miliar dan Rp 28,79 pada 2021. Sementara pada tahun 2020, laba rugi VTP sebesar Rp 45,83 miliar. Laba rugi perseroan pada 2023 sebelum diaudit sebesar Rp 1,96 miliar.
Sebelumnya, Direktur PT Danareksa (Persero), Yadi Jaya Ruchandi, menyebutkan ada enam perusahaan BUMN yang terancam ditutup. "Yang potensi operasi minimum itu sebetulnya more than likely itu akan kita setop, apakah nanti melalui likuidasi atau lewat pembubaran BUMN. Sebetulnya ujungnya ke sana," katanya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi IV DPR RI pada Senin, 24 Juni 2024.
Enam perusahan yang berisiko ditutup antara lain PT Indah Karya (Persero), PT Dok Dan Perkapalan Surabaya (Persero), PT Amarta Karya (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), PT Varuna Tirta Prakasya (Persero), dan PT Semen Kupang.
Pilihan editor: Ada Enam Perusahaan BUMN yang Terancam Bakal Ditutup, Apa Saja?
ANNISA FEBIOLA | NANDITO PUTRA