Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Bos Freeport Indonesia Beberkan Strategi Perusahaan Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas membeberkan rumusan strategi dekarbonisasi yang berfokus pada bisnis dan operasional pertambangan.

28 September 2023 | 22.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas saat ditemui di acara Safe Forum 2023 di Jakarta pada Selasa, 26 September 2023. TEMPO/Amelia Rahima Sari

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PT Freeport Indonesia (PTFI) berencana mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 30 persen pada 2030. Direktur PTFI Tony Wenas membeberkan rumusan strategi dekarbonisasi yang berfokus pada bisnis dan operasional pertambangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu inovasi yang dilakukan adalah dari penggunaan alat angkut bijih tambang bertenaga listrik. Perusahaan menggunakan sistem kereta listrik otomatis bawah tanah yang dapat mengangkut 110 ribu ton bijih per hari, menggantikan truk-truk besar berbahan bakar diesel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Alat angkut ini mampu mengurangi emisi karbon sekitar 80 ribu metrik ton per tahun,” ujar Tony lewat keterangan tertulis dikutip Kamis, 28 September 2023.

Upaya lain yang dilakukan PTFI dalam mengurangi emisi adalah menggunakan pembangkit listrik (power plant) baru berteknologi dual fuel engine baik pada kegiatan operasi di hulu maupun hilir.

Saat ini, PTFI meningkatkan penggunaan energi berkelanjutan dengan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) berkapasitas 128 MW, yang akan ditingkatkan menjadi 168 MW. 

PTFI juga merencanakan penggantian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan batu bara dengan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) berkapasitas 267 MW pada tahun 2027. Harapannya dapat mengurangi emisi GRK hingga 62 persen. 

Kendaraan listrik membutuhkan tembaga empat kali lipat lebih banyak 

“Semoga semua bisa tercapai sesuai rencana sehingga PTFI dapat benar-benar berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon seperti yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia,” kata Tony.

Dia juga mengatakan berbagai upaya yang dilakukan itu merupakan bagian dari penerapan praktik bisnis yang bertanggung jawab, dengan pendekatan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola atau environmental, social, dan governance (ESG).

“Responsible miners adalah mereka yang melaksanakan good mining practices dengan mempertimbangkan ESG,” ucap Tony.

Sebagai perusahaan tambang tembaga, PTFI menggarisbawahi peran penting tembaga dalam mendukung ekosistem energi terbarukan dan elektrifikasi.

Menurut Tony, tembaga merupakan bahan yang sangat dibutuhkan dalam menghasilkan energi terbarukan (renewable energy), digunakan untuk pengoperasian mobil listrik, panel surya, dan turbin angin. 

Kendaraan listrik, dia berujar, membutuhkan tembaga empat kali lipat lebih banyak daripada mobil konvensional, dan 70 persen tembaga di dunia digunakan untuk menghantarkan listrik. “Dengan kata lain, listrik tidak sampai ke konsumen tanpa tembaga,” tutur dia.

Moh. Khory Alfarizi

Moh. Khory Alfarizi

Menjadi wartawan Tempo sejak 2018 dan meliput isu teknologi, sains, olahraga hingga kriminalitas. Alumni Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat, program studi akuntansi. Mengikuti program Kelas Khusus Jurnalisme Data Non-degree yang digelar AJI Indonesia pada 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus