Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Bos PTPN III Curhat ke DPR, Butuh Rp 20 Triliun Bangun Pabrik Gula

PTPN III berencana membangun pabrik gula dengan investasi Rp 20 triliun.

21 Juni 2021 | 15.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Joko Widodo (kiri), Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (tengah) dan pemilik pabrik gula PT Prima Alam Gemilang Andi Syamsuddin Arsyad (kanan) berbincang mengunjungi gudang pabrik gula di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, Kamis 22 Oktober 2020. Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian pabrik gula berkapasitas giling hingga 12.000 ton cane per day (TCD) di Kabupaten Bombana. ANTARA FOTO/Biroperskepresiden

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III sebagai holding PTPN Grup berencana membentuk pabrik gula yang membutuhkan investasi senilai Rp 20 triliun.

Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani mengatakan pembangunan pabrik gula itu untuk mendongkrak produksi gula dalam negeri agar bisa swasembada gula, sehingga memangkas ketergantungan terhadap kebutuhan gula impor.

"Rencana strategis kami ke depan adalah melakukan perbaikan operational excellence baik di pabrik maupun di lapangan, kemudian dengan simplikasi bisnis gula," kata Abdul Ghani dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin, 21 Juni 2021.

Dalam pembentukan holding pabrik gula bernama Sugar Company (Sugarco), PTPN akan menggabungkan tujuh anak usahanya yang bergerak dalam bisnis perkebunan tebu dan gula, yaitu PTPN VII di Lampung, PTPN IX sampai XII di Jawa Timur, dan PTPN XIV di Sulawesi Selatan.

Ghani menjelaskan pihaknya akan menggandeng investor dan Indonesia Investment Authority (INA) dalam mengumpulkan modal untuk membangun holding pabrik gula tersebut.

Menurutnya, PTPN III saat ini belum bisa meminjam dana dari perbankan karena perseroan sedang dalam tahap restrukturisasi, sehingga suntikan modal hanya bisa diperoleh dari luar.

"Konsep yang akan kami siapkan adalah Sugarco dimiliki oleh PTPN III kemudian kami undang investor. Kami juga akan melibatkan INA," kata Ghani.

Besarnya konsumsi gula di Indonesia tidak disertai dengan peningkatan kapasitas produksi gula. Defisit komoditas gula selalu diselesaikan dengan kebijakan impor.

Selama 10 tahun terakhir, pemerintah selalu melakukan impor untuk mencukupi kebutuhan gula dalam negeri. Ketergantungan terhadap impor perlu segera diselesaikan dengan cara meningkatkan produksi dalam negeri.

Langkah yang harus diambil dengan meningkatkan produksi adalah revitalisasi pabrik gula yang tidak efisien dalam proses produksi dan pembangunan industri hilir pabrik gula.

Saat ini revitalisasi dan pembangunan pabrik gula baru dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas gula nasional yang terus turun dalam beberapa tahun terakhir. Di samping itu, revitalisasi untuk memastikan produksi gula di dalam negeri menjadi lebih stabil, mengurangi impor, dan kualitasnya dapat bersaing dengan pabrik gula swasta.

Rencana pembangunan pabrik gula baru bertujuan untuk mencapai target harga pokok produksi sesuai dengan roadmap yang diberikan oleh pemerintah. Adapun pembangunan pabrik gula merupakan bagian dari upaya revitalisasi sektor gula PTPN III untuk dikerjakan hingga tahun 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus