Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., atau BRI menargetkan pendapatan berbasis komisi (fee based income) terus tumbuh pada tahun ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Untuk tahun 2021 kami menargetkan pertumbuhan fee income sebesar 8 persen secara year on year," ujar Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto ketika dihubungi oleh Bisnis.
Aestika mengatakan pada tahun ini pihaknya memproyeksikan transaksi digital banking akan terus tumbuh dengan didukung perubahan pola transaksi masyarakat, seperti peningkatan transaksi cashless dan online, dan perkembangan teknologi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hingga akhir Desember 2020 pendapatan berbasis komisi atau fee & commisions income BRI meningkat 6,2 persen secara year on year, dari Rp 14,3 triliun pada 2019 menjadi Rp 15,2 triliun. Porsi terbesar adalah berasal dari transaksi e-channel yang menunjukkan bahwa di masa pandemi terdapat shifting transaksi ke digital.
Strategi BRI untuk meningkatkan kinerja e-banking yakni dengan mengembangkan BRIAPI sebagai gerbang untuk kerja sama digital.
Selain itu BRI terus melakukan pengembangan terhadap Digital Saving, Digital Loan dan aplikasi BRIMO secara terus menerus untuk memudahkan masyarakat dalam menikmati layanan perbankan BRI.
Pertumbuhan jumlah transaksi tahun 2020 naik signifikan ada pada transaksi BRImo yang tumbuh 660 persen atau lebih dari 765 juta transaksi, internet banking BRI tumbuh 132 persen atau lebih 2,7 juta transaksi, dan transaksi agen Brilink naik 39,6 persen atau sebesar 728 juta transaksi.
BISNIS
Baca juga: BRI Kembali Turunkan Suku Bunga Kredit, Ini Rinciannya