Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Budi Karya dan Asman Abnur Hadiri Wisuda Sekolah Pilot

Menteri Perhubungan menghadiri wisuda sekolah pilot di Tangerang.

27 Januari 2018 | 13.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan inspeksi terhadap angkutan barang yang terindikasi melebihi kapasitas muatan di Km 18 ruas Tol Jakarta-Cikampek arah Cikampek, Ahad, 20 Januari 2018. Peninjauan ini dilakukan dengan menggunakan alat timbang portabel. TEMPO/Budiarti Utami Putri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur hari ini mengunjungi Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI), Curug, Banten. Keduanya dijadwalkan menghadiri wisuda pilot muda Taruna Diploma II Penerbangan STPI, Angkatan 67.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peserta wisuda berjumlah 50 orang. "Ke-50 lulusan akan langsung diberikan pelatihan Airline Transport Pilot Licence (ATPL) Ground selama satu bulan," demikian keterangan tertulis yang diperoleh Tempo di Banten, Sabtu, 27 Januari 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kunjungan Budi ini berlangsung di tengah persoalan lulusan sekolah penerbangan di Indonesia. Pada Rabu, 24 Januari 2018, dia berkeluh kesah mengenai 600 pilot pemula yang menganggur. Terlebih, ratusan pilot tersebut adalah pilot baru dengan nol jam terbang tapi sudah meraih sertifikat pilot komersial.

Masalah lain pun muncul. Meski suplai pilot baru melebihi kebutuhan, maskapai juga mengeluhkan kompetensi calon pilot yang tersedia tidak memenuhi standar kualifikasi. Salah satunya dikatakan Direktur Operasi Lion Air Group Daniel Putut. Dia menyebut, dari 150 kuota penerimaan pilot di maskapainya, hanya dua yang berhasil lulus sesuai dengan persyaratan.

Senior Manager Corporate Communications Sriwijaya Air Group Agus Soedjono juga menyampaikan hal yang sama. Menurut dia, banyak calon pilot lulusan sekolah penerbangan yang tidak tertampung di sejumlah maskapai penerbangan. Salah satu alasannya adalah kebutuhan terhadap pilot tidak sebanding dengan jumlah lulusan.

General Manager Bandung Pilot Academy (BPA) Gijanto Sumartono menyampaikan pendapat lain. Ia mengatakan justru standar kurikulum sekolah pilot yang dipatok Kementerian Perhubungan tidak klop dengan standar kualifikasi yang diminta maskapai. “Yang menjadi masalah sekarang memang persyaratan dari maskapai terlalu tinggi, jadi anak-anak ini belum mengikuti tataran yang dimaui maskapai penerbangan,” kata Gijanto, saat dihubungi Tempo, Kamis, 25 Januari 2018.

Fajar Pebrianto

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus