Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Sukabumi - Ketua Pelaksana KSO PT Kiniku Bintang Raya Budiman Sudjatmiko menyatakan pusat pengembangan inovasi, teknologi dan industri 4.0 yang diberi nama Bukit Algoritma menempati lokasi yang strategis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan lokasinya yang berada di wilayah Cikidang dan Cibadak, Sukabumi, serta dekat dengan Samudra Hindia, Bukit Algoritma disebut sangat tepat menjadi pusat riset sensor nelayan dan perikanan. Budiman menyebut, pembangunan ekosistem nelayan berbasis teknologi itu menelan biaya investasi hingga Rp 1,7 triliiun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Di luar nilai investasi awal yang Rp 18 triliun, kini sudah masuk khusus investasi perikanan dan nelayan. Nilainya Rp 1,7 triliun, nilai itu akan kita gunakan untuk pembiayaan teknologi kapal pencari ikan dengan dilengkapi radar pencari atau sensor ikan,” kata Budiman di Cikidang, Rabu 9 Juni 2021.
Budiman menjelaskan, pembangunan teknologi perkapalan untuk menunjang para nelayan dengan nilai Rp 1,7 triliun itu akan menyediakan 1,5 juta kapal yang kemudian diberikan kepada para nelayan.
Artinya, menurut Budiman, Bukit Algoritma, tidak hanya tentang teknologi gadget dan sejenisnya. Tapi juga pengembangan teknologi untuk peningkatan ekonomi yang saat ini masih dengan cara manual. “Tidak hanya nelayan, petani juga kita bangunkan ekosistem teknologinya,” kata Budiman.
Di Bukit Algoritma juga akan dibangun gedung-gedung untuk Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes. Budiman menyebut, Bukit Algoritma memberikan kesempatan dan peluang yang begitu besar kepada BUMDes. Sebab, menurut Budiman, kemajuan Teknologi akan sangat membantu cepat perkembangan desa.
Lebih jauh, Budiman menjelaskan, nantinya akan dibangun tower BUMDes di Bukit Algoritma. "Ribuan BUMDes bisa melakukan riset dan pengembangan potensi wilayahnya baik untuk pertanian, perkebunan, perikanan dan pertambangannya. Bahkan jika Pemerintah Sukabumi mau, kita juga siapkan lahan untuk BRIDA (Badan Riset dan Inovasi Daerah)."