Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Bulog Libatkan TNI-Polri untuk Awasi Pembelian Gabah Petani

Bulog mengakui serapan setara beras 300 ribu ton itu merupakan capaian tertinggi dalam lima tahun terakhir.

15 Maret 2025 | 10.00 WIB

Tumpukan beras Bulog di Kemayoran.
material-symbols:fullscreenPerbesar
Tumpukan beras Bulog di Kemayoran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) melaporkan jumlah serapan gabah dan beras petani yang mencapai 300 ribu ton pada Jumat, 14 Maret 2025. Jumlah itu setara dengan 10 persen dari target penyerapan beras sebanyak 3 juta ton pada April 2025. “Perum Bulog berhasil mencapai angka serapan gabah dan beras sebesar 300 ribu ton setara beras menjelang puncak musim panen raya yang diperkirakan akan berlangsung pada bulan April 2025,” ujar Sekretaris Perusahaan Bulog Arwakhudin Widiarso dalam keterangannya pada Jumat kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Arwakhudin, serapan setara beras 300 ribu ton itu merupakan capaian tertinggi Bulog dalam lima tahun terakhir. Kini, menurut Arwakhudin kemampuan Bulog menyerap gabah petani dalam sehari berada di kisaran belasan ribu ton. Ia pun optimistis Bulog dapat mempertahankan pencapaian itu menjelang tenggat waktu pada April mendatang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Arwakhudin mengeklaim Bulog makin gencar membeli gabah dan beras dari petani untuk mengejar pencapaian target. Perusahaan pelat merah itu juga terang-terangan mengakui menggandeng unsur Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia dalam mengawasi pembelian gabah petani. “Tim Jemput Gabah Perum Bulog concern melakukan penyerapan dengan melibatkan banyak pihak dari stakeholders perusahaan, seperti Dinas Pertanian di tingkat Provinsi dan kota/kabupaten, TNI-Polri, kelompok tani, dan penggilingan padi,” ujar Arwakhudin.

Ia berujar keterlibatan multipihak itu bertujuan untuk mendorong optimalisasi Bulog menyerap hasil panen petani. Selain mengungkap capaian penyerapan beras oleh Bulog, Arwakhudin memastikan gabah kering petani (GKP) dibeli dengan harga pembelian Rp 6.500 per kilogram. Ia menilai harga tersebut adalah bentuk keberpihakan pemerintah yang ingin meningkatkan kesejahteraan petani.

Sebelumnya Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto menjelaskan alasan pelibatan Bintara Pembina Desa atau Babinsa dalam proyek penyerapan gabah. Menurut dia, Babinsa mengetahui persis kondisi wilayah di desa-desa. "Termasuk lokasi dan kapan waktu panen," ujar Suyamto saat dihubungi pada Sabtu, 8 Maret 2025. Informasi panen dari Babinsa itu, dia melanjutkan, akan disampaikan ke Perum Bulog, sehingga mempercepat pembelian gabah petani.

Pelibatan Babinsa hingga aparat militer dalam kegiatan Bulog menyerap gabah ini pernah disampaikan oleh Direktur Utama Perum Bulog Novi Helmy Prasetya. “Mulai dari pascapanen, memberikan sosialisasi. Itu kan memang ada tugasnya Babinsa,” ujar jenderal bintang tiga seusai rapat koordinasi terbatas di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, pada Kamis, 13 Februari 2025.

Dia menyebutkan, dengan pelibatan Babinsa akan memudahkan pendataan petani yang ingin menjual gabah kepada Bulog. Ia menambahkan, TNI juga bakal membantu mengamankan harga gabah agar sesuai dengan ketentuan, yakni Rp 6.500 per kilogram.

Ketua Dewan Pengawas (Dewas) Perum Bulog Sudaryono mengatakan Babinsa tidak berkewajiban mengawal Bulog menyerap gabah kering petani seharga Rp 6.500 per kilogram. Namun, dia tak menampik bila ada keterlibatan dari militer dalam kegiatan Bulog. "Enggak, enggak ada kewajiban (Babinsa mengawal)," ujar Sudaryono saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, pada Kamis, 6 Maret 2025.

Dalam Surat Pernyataan Komitmen Pengadaan yang berkop Bulog, Babinsa jadi salah satu pihak yang dimintai tanda tangan. Melalui surat itu, Bulog meminta petani berkomitmen menjual gabah kering seharga Rp 6.500 per kilogram dengan diawasi oleh Babinsa, Tim Jemput Gabah, dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). "Dengan ini menyatakan berkomitmen untuk menjual gabah kering petani (GKP) sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) Rp 6.500 per kilogram pada tanggal, bulan, tahun 2025 kepada Bulog," demikian tertulis dalam surat yang harus diisi oleh petani.

Novali Panji Nugroho berkontribusi pada artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus