Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Buntut Alat Tes Bekas, Erick Thohir Pecat Semua Direksi Kimia Farma Diagnostika

Erick Thohir memecat seluruh direksi PT Kimia Farma Diagnostika sebagai tindak lanjut atas kasus alat rapid test antigen bekas beberapa waktu lalu.

16 Mei 2021 | 11.22 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri BUMN Erick Thohir meninjau stok masker kain dan cairan anti septik di Apotik Kimia Farma Jakarta, Rabu 4 Maret 2020. Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo menegaskan stok masker kain untuk saat ini masih ada sekitar 4.000 dus. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir memecat seluruh direksi PT Kimia Farma Diagnostika. Langkah ini diambil sebagai tindak lanjut atas kasus penggunaan alat rapid test antigen bekas di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Erick Thohir menyebutkan, kejadian di Bandara Kualanamu tersebut adalah persoalan yang harus direspons secara profesional dan serius. Setelah melakukan penilaian secara terukur dan atas asas good corporate governance, maka langkah tegas mesti diambil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Setelah melakukan pengkajian secara komprehensif, langkah (pemberhentian) ini mesti diambil. Selanjutnya, hal yang menyangkut hukum merupakan ranah dari aparat yang berwenang," katanya dalam keterangan tertulis, Ahad, 16 Mei 2021.

Dia menegaskan seluruh BUMN terikat pada kesepakatan bersama untuk bertindak profesional sesuai dengan core value yang dicanangkan, yakni amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif. Sedangkan yang terjadi di kasus Bandara Kualanamu dinilai bertentangan dengan core value tersebut.

"Karena memang sudah tak sejalan dengan core value tersebut, maka tidak memandang siapa dan apa jabatannya, maka kami persilakan untuk berkarier di tempat lain," kata Erick.

Lebih jauh, ia menyebutkan, saat ini ada kelemahan secara sistem yang membuat kasus antigen bekas dapat terjadi. Hal tersebut yang dapat berdampak luas bagi kepercayaan masyarakat.

Padahal, kata Erick, bagi PT Kimia Farma Diagnostika, sebagai perusahaan layanan kesehatan, rasa kepercayaan yang diperoleh dari kualitas pelayanan menjadi hal yang tak bisa ditawar. "Akumulasi dari seluruh hal tersebut membuat kami berkewajiban untuk mengambil langkah ini," ucapnya.

Pemecatan seluruh direksi tersebut, menurut Erick juga dipastikan bukan sebagai hukuman. "Ini bukan langkah untuk menghukum, tapi langkah untuk menegakkan dan memastikan bahwa seluruh BUMN punya komitmen untuk melayani, melindungi, dan bekerja untuk kepentingan masyarakat."

Saat ini, kata Erick Thohir, auditor independen sedang bekerja untuk memeriksa semua laboratorium yang ada di bawah Kimia Farma.

Langkah Erick Thohir memecat pegawai itu sebelumnya sudah disampaikan pada akhir April 2021 lalu. "Tak ada toleransi bagi setiap pihak yang tidak sesuai dengan core value BUMN. Tak peduli siapa, apa jabatannya, semua yang melanggar silakan keluar. Khusus bagi kejadian di Kualanamu, kami mendukung aparatur hukum untuk memberi hukuman yang tegas," ujar Erick dalam keterangannya, Kamis, 29 April 2021.

Kepolisian Daerah Sumatera Utara sebelumnya menangkap empat petugas layanan rapid test Antigen di Bandara Kualanamu pada Selasa, 27 April 2021, pukul 15.45 WIB. Petugas yang dibekuk bekerja di laboratorium Rapid Antigen Kimia Farma.

Ia melanjutkan, kementeriannya mengutuk keras tindakan petugas Kimia Farma yang menggunakan alat bekas layanan tes Covid-19 tersebut. Menurut Erick Thohir, pihak-pihak yang terlibat akan diperkarakan secara hukum dan diganjar sanksi tegas. Ia mempertanyakan munculnya tindakan tidak etis yang membahayakan kesehatan tersebut.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus