Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan jumlah investor syariah dapat meningkat hingga satu juta investor pada 2024. Target itu seiring dengan peningkatan jumlah investor syariah yang meningkat hingga 211 persen dalam lima tahun terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami harapkan mudah-mudahan target (jumlah) investor syariah tembus di atas 1 juta," ujar Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman dalam acara peluncuran Investasi Serba Syariah: MOST Syariah dan RDN Online BSI, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, pada Selasa, 9 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Layanan investasi serba syariah itu diluncurkan PT Mandiri Sekuritas bersama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI). Layanan tersebut meliputi Mandiri Online Securities Trading (MOST) dari Mandiri Sekuritas dan Rekening Dana Nasabah (RDN) Online Syariah dari BSI.
Iman mengatakan, pasar modal syariah di Indonesia merupakan pasar yang menarik. Saat ini, pasar modal syariah semakin maju dan banyak diminati oleh investor. Hal ini terbukti dari jumlah investor syariah yang terus meningkat dan dia yakin investor syariah tahun ini bisa tembus satu juta.
Pada Desember 2023, BEI mencatat jumlah investor syariah telah menembus 136.418 investor. Angka ini meningkat sebesar 211 persen jika dibandingkan pada tahun 2018 dengan jumlah investor sebanyak 44.536. Jumlah saham syariah, kata Iman, juga meningkat sebesar 50 persen selama lima tahun terakhir.
"Jumlah saham syariah yang tercatat di BEI (meningkat) lebih dari 50 persen selama lima tahun terakhir. Dari 399 saham syariah pada 2018 menjadi 623 saham saat ini," ujar Iman.
Iman menyebut, jumlah saham syariah berkontribusi sebesar 69 persen dari total pencatatan saham BEI saat ini, yaitu sebanyak 931 perusahaan. Sedangkan, kapitalisasi pasar saham syariah telah mencapai angka 2,7 persen dari total transaksi pasar saham Indonesia, dengan nilai rata-rata sebesar 55 persen dari rata-rata transaksi harian.
Yohanes Maharso Joharsoyo