Tambang Batu Bara Bukit Asam menemukan cadangan baru sebesar 230 juta ton di Kungkilan Timur, Sumatera Selatan. Penemuan ini merupakan hasil kerja sama Bukit Asam dengan New Energy and Industrial Development Organization (NEDO), Jepang. Selain itu, cadangan baru sebesar 100 juta ton juga ditemukan di Bunian Sukamerindu, Sumatera Selatan. ”Cadangan baru ini cocok untuk keperluan ekspor,” kata Direktur Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral, Wimpy S. Tjetjep, kepada wartawan Jumat pekan lalu, seperti dikutip Multazam dari Tempo News Room.
Wimpy menjelaskan bahwa sebagian besar produksi dari dua lapangan baru itu akan diekspor ke Jepang. Negeri Sakura itu membutuhkan batu bara 120 juta ton per tahun dan sebagian besar (80 juta ton) dipasok oleh Cina. Indonesia sendiri mendapatkan jatah sekitar 18 juta. Namun sumbangan Bukit Asam ke Jepang masih sangat kecil, yakni 300 ribu hingga 360 ribu ton per tahun. Sebelumnya, kerja sama Bukit Asam dengan NEDO sudah menemukan cadangan baru sebesar 1,7 miliar ton. Secara keseluruhan, cadangan Bukit Asam kini mencapai 5,3 miliar ton.
Kendati memiliki cadangan yang besar, Bukit Asam tidak bisa menggenjot produksinya karena ada kendala transportasi. Untuk ekspor ke Jepang, Bukit Asam sebetulnya mendapatkan jatah 500 ribu ton, tapi hanya bisa dipenuhi 60 persennya. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, Bukit Asam juga kewalahan. Contohnya, perusahaan batu bara milik pemerintah ini sulit memenuhi kebutuhan batu bara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Jawa Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini