Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Balai Pustaka (Persero) Achmad Fachrodji menceritakan sempat melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sebagian karyawannya. Kala itu PHK tak terhindarkan untuk karyawan yang berada di divisi percetakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kemarin untuk mengurangi karyawan yang terkait percetakan, kan harus dikurangi, itu (pembayaran gaji karyawan) dibantu Danareksa," ujar Fachrodji di Jakarta, Rabu, 24 Juli 2024, seperti dikutip dari Antara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tapi karena dibantu oleh Danareksa yang merupakan holding, Fachrodji yakin, Balai Pustaka akan dapat bertahan di masa mendatang. "Saya tidak khawatir, Balai Pustaka akan terus melejit dan terus naik."
Lebih jauh, Fachrodji juga optimistis Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tidak akan menutup Balai Pustaka.
Apalagi dengan Balai Pustaka sebagai perusahaan IP-based licensing digital company, meurut dia, bakal terus berkembang di masa yang akan datang. Caranya dengan melakukan berbagai transformasi serta proyek-proyek dari percetakan buku dan film serta aset-aset lain yang dimilikinya.
"Jadi, di tangan Pak Erick Thohir, Balai Pustaka akan semakin menggeliat," ujar Fachrodji.
Sebelumnya, pemerintah resmi menetapkan PT Danareksa (Persero) sebagai holding pengelola BUMN lintas sektor. Hal ini ditandai dengan bergabungnya sebanyak 10 perusahaan menjadi anggota dalam Holding Danareksa. Salah satu dari 10 perusahaan itu adalah Balai Pustaka.
Penetapan tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Danareksa.
Balai Pustaka kini tengah mengembangkan bisnisnya ke industri kreatif dengan memproduksi film, komik digital, hingga gim.
Adapun transformasi yang ditempuh Balai Pustaka merupakan instruksi dari Menteri BUMN Erick Thohir untuk menghidupkan kembali karya-karya sastra yang diterbitkan Balai Pustaka melalui film dan media digital yang diproduksinya.
Bentuk transformasi menuju industri kreatif dimulai dengan merilis film perdana bertajuk "Kutukan Peti Mati" yang merupakan adaptasi dari novel Sarcophagus Onrust karya Astryd Diana Savitri. Selain "Kutukan Peti Mati", Balai Pustaka akan menghadirkan film adaptasi novel "Sitti Nurbaya" karya Marah Roesli.
Sementara itu, untuk media digital lain seperti gim dan komik digital, Balai Pustaka sedang menjalani tahap pengembangan dengan melibatkan para ahli di bidangnya masing-masing.