Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Chatib Basri Jelaskan Latar Belakang Amerika Harus Resesi dan Tujuannya

Chatib Basri mengatakan resesi dapat terjadi secara terencana atau by design.

22 Desember 2022 | 05.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar
M. Chatib Basri. ANTARA/Fanny Octavianus

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat dinilai perlu mengalami resesi untuk mengatasi lonjakan inflasi, yang salah satunya terjadi akibat tingginya tingkat upah, sebagai imbas dari terbatasnya pasokan tenaga kerja.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan periode 2013—2014 Muhammad Chatib Basri dalam konteks kondisi ekonomi saat ini dan pada 2023. Dia mencermati hubungan inflasi dan ketenagakerjaan sebagai salah satu faktor yang menggerakkan kondisi ekonomi saat ini.

Baca: Ancaman Resesi Global 2023 terhadap Industri Padat Karya, Apindo: PHK Bisa Berlanjut

Menurutnya, berdasarkan beveridge curve atau grafik yang menunjukkan hubungan antara pengangguran dan tingkat lowongan pekerjaan, terdapat fenomena menarik di Amerika Serikat. Terjadi lowongan pekerjaan yang sangat besar di suatu tingkat pengangguran, yang berarti mereka tidak masuk ke pasar kerja meskipun pintunya terbuka.

Chatib menjelaskan bahwa terdapat perubahan perilaku dari sisi pasokan (supply) pekerja, terutama karena orang-orang lebih memilih untuk bekerja dari rumah atau di luar kantor (remote) pascapandemi Covid-19. Padahal, pasar kerja menghendaki mereka untuk bekerja di kantor atau lokasi, sehingga kebutuhan tidak banyak terpenuhi.

Lalu, menurutnya, terdapat kemungkinan bahwa orang-orang dengan kemampuan tertentu memilih untuk keluar Amerika Serikat atau bekerja di belahan dunia lain. Berbagai kondisi itu menyebabkan lowongan pekerjaan masih sangat besar meskipun tingkat pengangguran di Negeri Paman Sam rendah.

"Bisa dibayangkan kalau permintaannya tinggi, supply-nya tidak tersedia, tingkat upahnya naik. Itu yang menjelaskan inflasi terjadi," ujar Chatib dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia Tahun 2023, Rabu 21 Desember 2022.

Selanjutnya: 'Amerika itu harus resesi, supaya ...

Chatib mengaitkan kondisi itu dengan resesi, sesuai pernyataan Lawrence Summers, Mantan Menteri Keuangan Amerika Serikat periode 1999—2001 yang kini menjadi profesor di Harvard University. Lawrence menyebut bahwa solusi dari kondisi itu adalah Negeri Paman Sam harus mengalami resesi, bahkan negara harus mendorong terjadinya resesi.

"Amerika itu harus resesi, supaya penganggurannya itu naik. Jadi menurut dia resesi diperlukan untuk menangani inflasi, itu by design," katanya.

Saat ini tingkat pengangguran di Amerika adalah 3,7 persen. Tidak tanggung-tanggung, menurut Dede, panggilan akrab Chatib, tingkat pengangguran itu harus naik sampai 6 persen, 7,5 persen, atau bahkan dalam satu tahun menjadi 10 persen.

Menurut Chatib, yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), untuk melakukannya The Fed harus menaikkan suku bunga secara agresif. Oleh karena itu, resesi dapat terjadi secara terencana atau by design.

"Dengan situasi ini, kelihatannya tingkat inflasi di AS mungkin agak persistent untuk turun segera. Jadi, walaupun tingkat bunga sudah dinaikkan, not necessarily bahwa kemudian tingkat inflasi di AS akan segera turun. Mungkin baru bisa terjadi itu akhir 2023, jadi mungkin The Fed akan menaikkan suku bunga, slow pace, 25 basis poin, setelah itu dia akan tetap di atas," katanya. 

BISNIS

Baca: Meski Ada Ancaman Resesi pada 2023, Pertumbuhan Bisnis Hotel Diyakini Lebih Tinggi

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus