Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Daftar Sejumlah BUMN yang Berpeluang Merger di 2025

Erick Thohir telah merencanakan pengurangan jumlah BUMN sejak mulai menjabat sebagai Menteri BUMN pada 2019.

3 Januari 2025 | 17.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ditemui dalam acara Indonesia AI Day 2024 di The Tribrata Darmawangsa, Jakarta, 14 November 2024. TEMPO/Defara

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana menggabungkan sejumlah perusahaan pelat merah melalui merger. Erick Thohir memiliki target agar jumlah BUMN yang ada di Indonesia cukup berjumlah 30 perusahaan saja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejak awal menjabat pada 2019, Erick Thohir telah merencanakan pengurangan jumlah BUMN. Pada Juni 2020, Kementerian BUMN telah mengurangi jumlah entitasnya dari 142 perusahaan menjadi 107 perusahaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat ini, Erick Thohir kembali meneruskan proses pemangkasan jumlah BUMN. "Ada 45 program yang kami akan dorong untuk 5 tahun ke depan, termasuk bagaimana konsolidasi dari 47 perusahaan ke 30 itu," kata Erick Thohir di kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat pada Selasa, 24 Desember 2024.

Menteri BUMN mengatakan perampingan jumlah BUMN akan berjalan secara bertahap dengan target secepat mungkin. Menurut dia, setiap perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga memerlukan waktu untuk merampungkan proses merger. Erick Thohir berujar perampingan adalah bagian dari kebijakan restrukturisasi BUMN.

Untuk 2025, berikut daftar beberapa perusahaan pelat merah yang berpeluang merger:

Pelindo, Pelni, dan ASDP

Erick Thohir memastikan tiga perusahaan BUMN sektor transportasi dan angkutan laut akan merger. Ketiganya adalah PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, PT Pelni (Persero) dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). Dia mengatakan proses merger ketiga perusahaan BUMN tersebut telah mendapat dukungan dari Menteri Perhubungan Dudy Purwaghandy.

Setelah merger, ASDP dan Pelni akan menjadi entitas usaha dari Pelindo sebagai holding. “Yang Pelindo, Pelni, ASDP. Kemarin kan kami udah sounding juga ke Menteri Perhubungan, beliau mendukung. Karena ini bagian solusi juga,” ujarnya saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, pada Selasa, 24 Desember 2024.

KAI dan INKA

Dua BUMN lain yang berencana merger berasal dari sector perkeretaapian. Keduanya adalah PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI yang menguasai seluruh jasa angkutan kereta api di Indonesia dan PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA yang bergerak di bidang manufaktur kereta api.

Erick Thohir sebelumnya membenarkan kedua BUMN tersebut termasuk dalam skema perampingan. Dia mengatakan rencana merger PT KAI dan PT INKA masih dalam proses. Dia menyebut proses peleburan dua perusahaan ini memerlukan waktu. “Semua masih proses, ya perlu waktu lah semua,” katanya saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Selasa, 24 Desember 2024.

BUMN Karya

Erick Thohir juga pernah membicarakan progress merger BUMN Karya atau BUMN yang beroperasi di sektor konstruksi dan infrastruktur. Dia mengatakan pemerintah mengkaji kembali kemungkinan itu, khususnya setelah perubahan nomenklatur kementerian sektor tersebut pada masa transisi dari era Presiden Joko Widodo ke Presiden Prabowo Subianto.

Menteri BUMN pemerintah harus mengkaji ulang merger tersebut karena adanya perubahan birokrasi. "Kemarin kan surat pertama tentu zamannya Pak Bas (Menteri PUPR 2019-2024). Sekarang berbeda menteri, kajiannya harus kita ulang," ujar Erick Thohir, yang juga Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), itu di Jakarta, Selasa, 24 Desember 2024, seperti dikutip dari Antara.

Khusus untuk infrastruktur, menurut Erick Thohir, Kementerian BUMN masih menunggu surat persetujuan dari Menteri Pekerjaan Umum untuk merger tersebut. Pasalnya, perusahaan-perusahaan yang dimerger tersebut menggarap proyek pekerjaan di Kementerian Pekerjaan Umum.

Erick Thohir sebelumnya menyebutkan tujuh perusahaan pelat merah akan disederhanakan menjadi badan usaha di bawah tiga induk perusahaan. Ketujuh BUMN tersebut adalah PT Hutama Karya (Persero), PT Adhi Karya (Persero) Tbk., PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT Brantas Abipraya (Persero), dan PT Nindya Karya (Persero). 

PTPN dan Perhutani

Erick Thohir sempat mengusulkan merger PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dengan Perum Perhutani. Keduanya merupakan BUMN yang bergerak di bidang perkebunan dan sumber daya hutan.

Dia mengatakan usulan tersebut adalah bagian dari strategi menyukseskan program swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah. "Kita sedang usulkan PTPN merger dengan Perhutani sehingga kita punya luas lahan 2,2 juta hektare sehingga kita bisa memetakan kembali mana yang mendukung swasembada pangan," ujar Erick Thohir dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin, 4 November 2024 seperti dikutip dari Antara.

Oyuk Ivani berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus