Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan yang bergerak di sektor logistik turut terimbas dampak pandemi virus corona. Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldi Ilham Masita mengatakan perusahaan saat ini tengah melakukan pengetatan anggaran dengan melepas tenaga kerja kontrak atau harian.
"Banyak tenaga harian yang tidak dilanjutkan kontraknya. Kami dalam tahap mengaktifkan survival mode," ujar Zaldi kepada Tempo, Ahad, 24 Mei 2020.
Meski begitu, Zaldi mengatakan perusahaan sedang berupaya untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK untuk pegawai-pegawai tetap. Pengusaha logistik pun berusaha untuk tidak menutup bisnisnya dengan cara melakukan penghematan, seperti menahan investasi.
Berdasarkan data ALI, selama Ramadan dan Lebaran 2020, kinerja logistik tercatat anjlok hingga 70 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. ALI mencatat, kondisi ini utamanya terjadi untuk pengiriman jarak jauh, baik melalui transportasi darat maupun udara.
Situasi tersebut didorong oleh menurunnya tren pemberian parsel dari perusahaan-perusahaan besar kepada karyawan maupun mitra lantaran krisis pandemi Covid-19. Di samping itu, tren masyarakat membeli barang-barang untuk kategori produk yang umumnya laku saat Lebaran pun melemah.
Adapun produk yang menurun permintaannya adalah elektronik, fashion, dan otomotif. Hal ini terjadi karena adanya penurunan daya beli masyarakat akibat krisis.
Zaldi menjelaskan, pemulihan sektor logistik nantinya bakal tergantung pada reaktivasi ekonomi. "Karena logistik enable dari industri dan perdagangan," ucapnya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini