Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Danantara Dinilai Bisa Menjadi Sumber Pendanaan Strategis

Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menilai Dana Investasi Nusantara (Danantara) bisa menjadi sumber pendanaan strategis.

10 Februari 2025 | 07.15 WIB

Gedung Daya Anagata Nusantara (Danantara)  di Jakarta, 7 November 2024. Tempo/Tony Hartawan
Perbesar
Gedung Daya Anagata Nusantara (Danantara) di Jakarta, 7 November 2024. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menilai Dana Investasi Nusantara (Danantara) berpotensi menjadi sumber pendanaan strategis bagi perekonomian Indonesia. Namun, efektivitasnya sangat bergantung pada tata kelola dan kredibilitas pengelolanya. Jika tidak dikelola dengan baik, inisiatif ini bisa kehilangan kepercayaan investor global.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Menurut Josua, tujuan utama pembentukan Danantara adalah mengkonsolidasikan aset-aset BUMN yang selama ini tersebar. Dengan pengelolaan yang optimal, dana kelolaan dapat meningkat dan menjadi sumber pembiayaan yang lebih kuat bagi investasi domestik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Konsep awalnya mirip dengan sovereign wealth fund (SWF), yaitu menyatukan aset-aset BUMN agar bisa dioptimalkan. Jika dikelola dengan baik, ini bisa menjadi sumber pembiayaan penting untuk pertumbuhan ekonomi," ujarnya dalam diskusi tentang langkah BI untuk stabilitas nilai tukar rupiah di Bank Indonesia Aceh, Sabtu, 8 Februari 2025.

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen, yang membutuhkan peningkatan investasi sekitar 7 persen. Josua menilai bahwa Danantara bisa menjadi salah satu instrumen untuk mencapai target ini. Namun, ia menekankan bahwa keberhasilannya tidak hanya bergantung pada besarnya aset yang dikelola, tetapi juga pada efektivitas tata kelola dan kredibilitas pengelola dana tersebut.

"Kita memang membutuhkan sumber pembiayaan yang besar untuk mendorong investasi. Tapi tantangan utamanya adalah bagaimana memastikan pengelolaan aset ini dilakukan dengan transparan dan akuntabel," kata Josua.

Indonesia saat ini memiliki Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA) sebagai SWF pertama. Dengan hadirnya Danantara, muncul pertanyaan apakah dana ini dapat bersaing dengan SWF lain, seperti Temasek di Singapura atau Government Pension Fund Global milik Norwegia.

Josua menegaskan bahwa kredibilitas pengelola menjadi faktor penentu dalam menarik minat investor global. Tanpa kepercayaan yang kuat, sulit bagi Danantara untuk bersaing di tingkat internasional.

"SWF ini pasti akan dibandingkan dengan Temasek dan lainnya. Oleh karena itu, kredibilitas sangat penting agar investor global yakin dan bersedia menempatkan dananya di Indonesia," kata dia.

Josua menekankan konsep Danantara memang menarik, tetapi implementasi di lapangan adalah faktor paling krusial. "Konsepnya sudah bagus, tapi yang lebih penting adalah tata kelola di lapangan. Jika ini tidak dijalankan dengan baik, maka tujuan besar Danantara sebagai sumber pembiayaan investasi bisa sulit tercapai," ucapnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus