Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala dan Wakil Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Muliaman Hadad beserta Kaharuddin Djenod, akan menyerahkan PP dan Perpres Badan Pengelolaan Investasi (BPI) Danantara kepada Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, kompleks Istana Kepresidenan pada Jumat pagi, 29 November 2024
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dari Danantara sudah final dan sudah dilakukan analisis secara cermat kecukupan peraturan perundangan dimaksud agar Danantara bisa segera beroperasi,” tulis Head of Communication Danantara Anton Pripambudi melalui keterangan tertulis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anton menyebut pada saat yang sama para pimpinan Danantara sedang melakukan finalisasi Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) BPI Danantara. Supaya setelah PP dan Perpres diterbitkan, pimpinan Danantara bisa mendorong Struktur Organisasi dan Tata Kerja dimaksud untuk mendapatkan pengesahan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi belum merespons pesan Tempo pada Jumat, 29 November 2024. Sementara Anton juga belum menanggapi kapan tepatnya pertemuan petinggi Danantara dengan Prasetyo Hadi.
Mulanya, Presiden Prabowo Subianto akan meluncurkan Danantara pada Kamis 7 November 2024 di Kantor Danantara, Jalan RP Soeroso, Jakarta Pusat. Namun rencana itu tertunda karena Prabowo melakukan lawatan selama lebih dari dua pekan ke luar negeri. Di samping itu, aturan yang diperlukan belum siap.
Pemerintah memproyeksikan BP Investasi Danantara menjadi embrio pengelola investasi besar di Indonesia, bahkan menggadang-gadang lembaga tersebut bakal sekelas Temasek Singapura. Pemerintah juga mengklaim lembaga ini memiliki tugas dan fungsi yang berbeda dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dalam acara launching BSI Gold, Kamis, 28 November 2024, Muliaman mengatakan Danantara bakal mengelola aset-aset negara untuk tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi. Danantara, klaim Muliaman, bakal menggabungkan konsep holding BUMN Singapura Temasek dan juga Khazanah Malaysia. "Karena salah satu alasan berdirinya Danantara kan adalah bagaimana potensi ekonomi dari aset-aset terpisah ini bisa dioptimalkan. Jadi akan jadi istilahnya engine kedua setelah APBN," kata Muliaman.
Sementara Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengklaim mendukung dibentuknya badan baru super holding BUMN bernama Danantara itu. “Tinggal bagaimana masing-masing pihak duduk melakukan kajian lebih dalam supaya sinergitasnya seperti apa, gitu,” katanya saat ditemui di Pelataran Komplek DPR RI Senayan, Jakarta, Senin, 4 November 2024.