Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dua warga Nusa Tenggara Timur (NTT) yang baru pulang plesir dari Jepang dan Korea Selatan (Korsel) sementara menjalani perawatan di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Johanes Kupang, karena menderita batuk dan pilek.
"Sebelum ke Jepang dan Korsel keduanya sudah menderita sakit batuk, pilek tanpa disertai demam," kata dokter patologi klinik, Itha Malewa saat menjelaskan ke wartawan terkait dua pasien yang dirawat di RSUD Johanes Kupang, Selasa, 3 Maret 2020.
Kedua warga yang berinisial MY dan RF berjenis kelamin laki-laki untuk sementara menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Johanes Kupang. Keduanya merupakan pegawai di salah satu BUMN.
PF berangkat ke Jepang pada 17 Februari 2020 melalui Hongkong, dan pulang pada 27 Februari 2020 juga melalui Hongkong dan pada tanggal yang sama PF melanjutkan perjalanan ke Surabaya, pada 29 Februari, dia melanjutkan perjalanan ke Jogjakarta, sebelum pulang ke Kupang pada 1 Maret 2020.
Sedangkan, MY berangkat ke Korea pada 21 Februari 2020 hingga 25 Februari. Pada 26 Februari 2020, MY melanjutkan perjalanan ke Klaten, dan pada 27 Februari 2020 hingga 1 Maret 2020 di Jogja, setelah itu pada 2 Maret 2020 kembali ke Kupang.
Di bandara Jepang dan Hongkong, keduanya sempat menjalani pemeriksaan, dan negatif corona, sehingga keduanya diperbolehkan pulang ke Indonesia.
Setelah kembali ke Kupang, menurut dia, sakit batuk dan pilek yang diderita keduanya tak kunjung sembuh, sehingga atas inisiatif sendiri, mereka datang memeriksa ke RSUD Johanes Kupang. "Mereka datang ke Rumah Sakit untuk mengecek, apakah mereka terjangkit corona atau covid 19 atau tidak," katanya.
Karena keduanya punya riwayat batuk, pilek dan bepergian ke daerah yang terpapar virus corona, maka keduanya sementara dirawat dan ditempatkan di ruang khusus untuk dilakukan pemantauan oleh pihak RSUD Johanes Kupang selama 14 hari kedepan. Karena masa inkubasi dari virus corona adalah selama 14 hari.
"Mereka masih dalam kategori pemantauan, belum masuk kategori pengawasan. Kalau pengawasan berarti orang tersebut sudah positif terpapar corona," jelasnya.
Sementara dokter spesialis paru, Nikson Eduard Faot mengatakan sejauh ini pihak rumah sakit belum mengambil tindakan apapun terhadap dua pasien itu, karena masih dalam tahap pemantauan selama 14 hari. "Kami belum mengambil sampel darah ataupun dahak dari pasien untuk dikirim ke laboratorium kesehatan di Jakarta," tegasnya.
Keduanya sementara ini ditempatkan diruang khusus atau ruang isolasi bukan negatif, sambil terus dipantau oleh dokter RSUD Johanes Kupang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Johanes Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) juga membantah adanya informasi bahwa dua pasien yang terpapar virus corona dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit tersebut, seperti yang tersebar di media sosial.
"Berita yang lagi viral bahwa ada pasien di RSUD Johanes yang positif corona, tidak benar," kata Wakil Direktur Pelayanan RSUD Johanes Kupang, Stef Dhe Soka kepada wartawan, Selasa, 3 Maret 2020.
Adapun dua pegawai BUMN itu datang dengan inisiatif sendiri datang ke RSUD Johanes Kupang untuk memeriksakan kesehatannya, karena punya riwayat batuk, pilek dan baru pulabg dari daerah yang terpapar corona. "Kedua pasien ini masih dalam kategori pemantauan, bukan pengawasan atau suspek virus corona," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini