Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cerita seputar artis, apalagi yang berbau gosip, terbukti sangat disukai orang. Tayangan infotainmen yang menjamur di berbagai saluran televisi menjadi bukti bahwa produk ini memang mengerek jumlah penonton. Dari sepuluh televisi swasta, semuanya minimal punya satu tayangan infotainmen, dan ada yang punya empat prog ram yang ditampilkan pagi, siang, sore, dan malam hari.
Sebenarnya dari mana kemasan berita model infotainmen ini bermula di Indonesia? Awalnya, pada 1972, Departemen Penerangan menerbitkan Monitor sebagai majalah khusus radio dan televisi, yang kemudian diubah menjadi tabloid pada 1986 dengan pengasuh Arswendo Atmowiloto. Isinya adalah berita di balik layar kehidupan artis dan pembuat an film atau program di televisi. Tabloid ini meledak di pasaran. Muncul kemudian media semacam, seperti Bintang Indonesia, Citra, Wanita Indonesia, dan majalah Vista TV.
Pada 1995, wartawan senior Amazon Dalimunthe menawarkan ide program informasi seputar artis semacam itu yang ditayangkan di televisi. PT Shandhika Widya Cinema menyambut, dan jadilah Kabar-Kabari sebagai tayangan infotainmen pertama di televisi swasta Indonesia (RCTI), sepekan sekali. ”Masih kurang mencolok,” kata Ilham Bintang, pemilik rumah produksi yang meluncurkan sejumlah tayangan infotainmen.
Setahun kemudian, Ilham ditantang Alex Komara, Direktur Operasi RCTI kala itu, untuk membuat program infotainmen yang tidak hanya mengupas masalah hiburan, tapi juga orang-orangnya. Ilham menyambut dan mendi rikan rumah produksi PT Bintang Advis Multimedia. Lahirlah Cek & Ricek, yang bercerita tentang kehidupan artis di dalam dan di luar acara syuting, dengan topik baku seperti pacaran, selingkuh, nikah, melahirkan, sakit, dan meninggal.
Sambutan pemirsa ternyata sangat bagus. ”Selama lima tahun pertama seperti mendapat red carpet,” kata Ilham, mengisahkan kejayaan programnya. Dari laporan Tempo edisi Februari 2001 berjudul Manisnya Berbisnis Gosip, pada dua minggu pertama awal 2001, slot iklan program itu penuh. Infotainmen pun menjadi salah satu pendongkrak iklan di tengah lesunya industri pertelevisian yang masih terimbas krisis ekonomi.
Melihat sukses infotainmen generasi pertama itu, stasiun televisi lain turut membuat program serupa. Alhasil, lahirlah infotainmen dengan judul beda tapi isi mirip-mirip. Model penyajiannya pun berkembang, dari berita per topik, profil, sampai ”gaya investigatif”.
Harun Mahbub
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo