Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Dengan IPMI, Jalur Ketiga atau

Kongres nasional ke-5 memutuskan bahwa IPMI adalah organisasi yang tidak terlibat secara struktural dengan perguruan tinggi, menteri muda abdul gafur ingin memakai ipmi sebagai jalur ketiga untuk generasi.

7 Juni 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAPI apa lagi peranan IPMI? Kongresnya yang terakhir ini memutuskan bahwa IPMI adalah organisasi yang tidak terlibat secara struktural dengan perguruan tinggi. Ia tampak terbentur pada kenyataan bahwa pemerintah menginginkan agar pers mahasiswa memusatkan perhatian pada penulisan yang berkaitan dengan kegiatan kampus. Antony Zeidra Abidin, bekas ketua Llmum IPMI Pusat, tetap berpendirian bahwa pers mahasiswa berperan sebagai alat kontrol sosial. Pemberitaannya tidaklah hanya terpusat pada masalah kampus belaka kata Abidin yang tadinya memimpin koran Salemba (universitas Indonesia). Departemen Penerangan memberangus koran itu (6 Mei) yang menyusul nasib Kampus (ITB) sebulan lebih dulu. Pers mahasiswa dituntut supaya menyesuaikan diri. Tulisan dan karikatur tajam mengenai masalah politik, soal luar kampus, tidak dibenarkan lagi tampaknya. Penerbitan mahasiswa itu, kata Menteri Muda Urusan Pemuda dr. Abdul Gafur, secara konsepsional haruslah menjadi bagian dari sistem pendidikan tinggi. "Yakni mengembangkan penalaran," tambahnya. "Koran mahasiswa seharusnya memperlihatkan nilai intelektual masyarakat ilmiah." Kelemahan pers mahasiswa bukannya tidak ada. Ismid Hadad, misalnya, melihat penyajian pers mahasiswa kini secara jurnalistik jelek sekali. Ia menilai kecenderungan pers mahasiswa membahas masalah abstrak, dan besar tapi tidak disertai ketrampilan yang cukup. "Nafsu besar, tapi tenaga kurang," kata Ismid, bekas wakil ketua umum IMI Pusat, kini pemimpin umum majalah Prisma. Menteri Muda Garuf pun menyebut banyak pers mahasiswa kini tidak digarap secara profesional. Pada hakikatnya penerbitan mahasiswa yang berorientasi ke masalah umum, "tidak ada yang baik," tambahnya. Tidak Jelas Yang dinilai baik oleh Gafur adalah Clayperon, diterbitkan mahasiswa Fakultas Teknik Sipil UGM, dan Media lesculapius, diterbitkan mahasiswa Fakultas Kedokteran UI. "Dulu ketika baru terbit, Salemba itu baik, tapi lama-lama isinya berubah," sambungnya. Dengan niat membenahi penerbitan mahasiswa, Menteri Muda Gafur ingin memakai IPMI sebagai jalur ketiga untuk membina generasi muda. "Ini sesuai dengan keputusan kongres IPMI sendiri yang ingin tetap berada di luar kampus," katanya. Tidak jelas langkah apa yang akan diambilnya. Yang pasti ialah setelah Salemba, Gelora Mahasiswa, Kampus, Media ITS, dan Alma Mater (IPB) dibredel, IPMI seolah kehilangan pijakan. Apa lagi yang akan dilakukan lPMI? "Kami akan segera mengajukan memorandum kepada pemerintah agar pers mahasiswa mendapat kebebasan lebih luas," kata Wikrama Iryan's Abidin, ketua umum IPMI Pusat (1980-1982). "Kami menolak IPMI dipakai sebagai jalur ketiga pembinaan generasi muda. Kalau kami menerima, berarti IPMI kehilangan sifat independennya."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus