Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengecek ketersediaan dan harga minyak goreng di toko swalayan maupun pasar tradisional saat melakukan kunjungan kerja di Yogyakarta pada Minggu, 13 Maret 2022.
Presiden mendatangi satu minimarket yang berada di Pasar Kembang Yogyakarta, pada sekitar pukul 09.05 WIB dan langsung menuju rak minyak goreng, sayangnya Presiden mendapati rak tersebut kosong.
"Sejak kapan tidak ada?" tanya Presiden Jokowi seperti dalam video di kanal Youtube Sekretariat Presiden yang ditayangkan pada Minggu.
"Baru tadi pagi Pak," jawab penjaga minimarket.
"Dijual berapa?" tanya Presiden.
"Kalau yang dua literan itu Rp 28 ribu, tapi kalau yang satu liter itu Rp 14 ribu," jawab penjaga minimarket.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"OK makasih tapi nanti (minyaknya) datang lagi ya?" tanya Presiden.
"Enggak mesti, Pak," ucap penjaga toko tersebut.
Selain mengunjungi toko swalayan, Jokowi juga mengecek ketersediaan minyak goreng di pedagang yang berada di Pasar Beringharjo dan Pasar Sentul Yogyakarta.
"Berapa harganya?" tanya Presiden di satu toko di Pasar Beringharjo sambil menunjuk satu botol minyak goreng dalam kemasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Rp 20 ribu Pak, saya beli di grosir besar, tidak mahal," jawab pedagang tersebut.
"Beli berapa?" tanya Presiden.
"Rp 18 ribu lebih sedikit," jawab pedagang.
Pedagang tersebut juga menyatakan ketidakpastian stok minyak goreng.
"Barang ada, tapi mahal ya," kata Presiden mengomentari tingginya harga minyak goreng.
"Ada tapi lambat Pak, nanti kalau sudah habis lama lagi,” kata pedagang tersebut.
Presiden lalu membeli 2 botol minyak goreng 1 literan seharga Rp 20 ribu. Presiden memberikan beberapa lembar uang Rp100 ribuan kepada pedagang tersebut.
Presiden lalu beralih ke Pasar Sentul Yogyakarta. Di lokasi tersebut, Presiden juga mendapati dari pedagang bahwa tidak ada jawaban pasti kapan minyak goreng akan dikirim.
Di satu toko, Presiden Jokowi membeli 1 liter minyak goreng dalam kemasan premium seharga Rp15 ribu dan kembali memberikan lembaran Rp 100 ribu tanpa meminta pengembalian uang.
Selain membeli minyak goreng dalam kemasan, Presiden Jokowi dalam tayangan tersebut membeli minyak goreng curah serta minyak goreng dalam kemasan botol seharga Rp 14 ribu.
Secara terpisah, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan setelah Presiden Jokowi kembali dari lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, maka Kepala Negara akan membuat keputusan soal minyak goreng.
"Pada prinsipnya Bapak Presiden setiap kunjungan ke daerah beliau pasti melakukan sidak untuk melihat persoalan yang menyangkut dengan minyak goreng. Setelah kembali dari acara IKN, Presiden akan segera melaksanakan rapat intern untuk memutuskan persoalan yang berkaitan dengan minyak goreng ini," kata Pramono dalam video tersebut.
Menurut Pramono, yang jadi persoalan untuk minyak goreng adalah pembagian pasar ekspor dan domestik.
"Dilihat dari total produksi (CPO) kita yang hampir 50 juta kan hampir 26-28 juta itu diekspor sehingga dengan demikian bagian untuk ekspor itu harus diprioritaskan untuk kepentingan dalam negeri," ungkap Pramono.
Ia meminta agar pengusaha minyak goreng memberikan prioritas untuk kepentingan dalam negeri. "Oleh karena itu diminta pada produsen untuk mementingkan masyarakat kita dibandingkan di luar, meskipun harga di luar memang tinggi sekali. Kami tahu ini persoalan dilematis bagi masyarakat atau produsen yang selama ini memproduksi CPO," ungkap Pramono.
ANTARA
BACA: Jokowi Naikkan Tunjangan Jabatan Pranata Humas, Kominfo: Sesuai Beban Kerja
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.