Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bursa saham Wall Street meluncur tajam pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), 17 Maret 2020 dengan indeks Dow Jones anjlok hampir 3.000 poin. Jebloknya bursa saham ini terjadi karena stimulus baru dari Federal Reserve gagal menenangkan pasar di tengah kecemasan publik akan virus corona.
Indeks Dow Jones Industrial Average terperosok 2.997,10 poin atau 12,93 persen, menjadi ditutup pada 20.188,52 poin. Indeks S&P 500 jatuh 324,89 poin atau 11,98 persen, menjadi berakhir di 2.386,13 poin dan indeks Komposit Nasdaq ditutup anjlok 970,28 poin atau 12,32 persen, menjadi 6.904,59 poin.
Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir secara signifikan lebih rendah, dengan sektor real estat tersungkur 16,55 persen, mewakili kelompok berkinerja terburuk.
Indeks-indeks utama jatuh ke posisi terendah mereka di sesi akhir. Hal ini terjadi tepat setelah Presiden Donald Trump mengatakan wabah COVID-19 bisa berlangsung selama berbulan-bulan dan ekonomi AS bisa menuju ke resesi.
Dalam briefing di Gedung Putih pada Senin waktu setempat, Presiden Trump juga mempertahankan harapan bahwa ekonomi akan mengalami rebound kuat setelah wabah berhasil dikendalikan. Pernyataan itu muncul setelah Wall Street memulai pekan baru dengan aksi penjualan brutal.
Perdagangan dihentikan selama 15 menit tidak lama setelah dibuka karena aksi jual yang tajam memicu pemutus sirkuit. Ini adalah ketiga kalinya pemutus sirkuit atau penghentian perdagangan diterapkan sejak pekan lalu.
Sebelumnya, The Fed mengumumkan memangkas suku bunga acuan sampai mendekati nol persen. Pasar pun meresponsnya dengan kaget. "Jika mereka melakukan semua itu, semuanya pasti sangat buruk,'" Chris Low, kepala ekonom di FHN Financial, mengatakan dalam sebuah catatan pada Senin 16 Maret 2020.
Pengumuman The Fed dan Trump adalah bagian dari eskalasi yang lebih luas dari respons global terhadap epidemi COVID-19, yang melibatkan kebijakan fiskal dan moneter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini