DARI Kijang, pulau Bintan, ekspor bauksit Indonesia selama ini
ditujukan ke Jepang. Pembelian Jepang turun-naik. Bauksit itu
diolahnya menjadi alumina yang kemudian dijadikan aluminium.
Jika permintaan dunia akan aluminium meningkat, ini dirasakan
segar di Kijang. Tahun lalu, misalnya, Kijang mengekspor 1,2
juta ton, naik dari 940.000 ton tahun 1976. Ini berarti banyak
buruh bekerja lembur, dan dayabeli di tempat pun bertambah.
Tapi tahun ini, karena stok di Jepang berlebih, diduga ekspor
Kijang akan turun lagi ke 1 juta ton. Uang lembur pun bisa
dibayangkan akan berkurang. Bintan, dengan kondisi yang ada,
sebenarnya mampu berproduksi sampai 1,5 juta ton setahun. Itu
jarang tercapai karena produksinya selalu disesuaikan dengan
kontrak penjualannya.
Situasi demikian tampaknya akan berobah. Bauksit direncanakan
akan diolah menjadi alumina di sintan sendiri. Kemudian
aluminanya akan diekspor atau dikirim ke proyek Asahan, di mana
tahun 1982 pabrik aluminium diharapkan sudah akan mulai
berproduksi. Prioritas utama diberikan kepada Bintan untuk
memenuhi keperluan pabrik Asahan itu.
Maka proyek pemurnian alumina di Bintan kelihatan harus
berkejaran dengan waktu. Sedikitnya diperlukan 3 tahun untuk
menyelesaikan proyek itu.
Pada mulanya Uni Soviet bersedia membangunnya. Kemudian ia
membatalkannya, hingga pemerintah menawarkan lagi pada beberapa
pihak lain yang kiranya berminat. Terakhir masuk keinginan
serius dari kelompok raksasa Jerman Barat, yang dipimpin oleh
Klockner Industrie-Anlagen GmbH. Minggu lalu anggota direksinya
menjajagi kemungkinan partisipasinya dengan Departemen
Pertambangan. Penjajagan itu, menurut sumber TEMPO, mendekati
penutupan kontrak.
Kelompok Klockner ini dikeahui bermaksud membawa Aluminum Co.
of America (Alcoa) dalam proyek ini yang ditaksir akan menelan
investasi US$ 450 juta. Jika selesai, pemurnian alumina Bintan
itu akan mampu menghasilkan 600.000 ton setahun, naik dari
500.000 ton yang diperkirakan berdasar pengkajian semula.
PT Aneka Tambang, atas persetujuan Departemen Pertambangan,
tahun 1974 menugaskan Kaiser Engineers International Inc, suatu
anak usaha Kaiser Industries Corp. di Amerika Serikat. Dasar
pengkajian Kaiser itu tampaknya akan dipakai oleh kelompok
Klockner. Tidak ada waktu lagi untuk pengkajian baru rupanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini