Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Dirut Bulog Akui Beras Operasi Pasar Tak Terserap Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengakui bahwa beras yang digelontorkan melalui operasi pasar (OP) tidak terserap maksimal.

19 September 2018 | 17.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengakui bahwa beras yang digelontorkan melalui operasi pasar (OP) tidak terserap maksimal, yakni tidak lebih dari 1.000 ton per hari. "Kami evaluasi pasar memang stok masih banyak," ujarnya saat konferensi pers di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Rabu, 19 September 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Budi Waseso menyebutkan tak optimalnya operasi pasar itu karena kebutuhan masyarakat akan beras masih sedikit. "Pedagang kita tawarkan juga belum mau, karena stoknya masih banyak," ucapnya. 

Saat ini, kata Budi Waseso, harga beras medium masih terbilang stabil dengan rata-rata di sejumlah wilayah Rp 9.000 atau di bawah harga eceran tertinggi atau HET sebesar Rp 9.450 per kilogram. Sementara itu, posisi stok di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta Timur lebih dari 47 ribu ton, dengan suplai beras yang masuk setiap hari 4.000 ton per hari.

Adapun dari operasi pasar dengan jumlah beras yang digelontorkan per hari sebesar 15 ribu ton, yang terserap hanya 1.000 ton. Oleh karena itu, Perum Bulog lalu mengadakan rapat koordinasi dengan mengundang kepala divisi regional dan kepala sub divisi regional wilayah Pulau Jawa.

Rapat koordinasi ini dilakukan untuk melaksanakan operasi pasar lebih masif lagi untuk menjaga stabilisasi harga beras. "Makanya hari ini dikumpulkan teman-teman di jajaran Bulog. Kami akan masif turun ke pengecer-pengecer, bahkan dagang sendiri. Saya kumpulkan organisasi untuk mendistribusikan beras-beras OP," kata Budi Waseso.

Lebih jauh Budi Waseso menjelaskan operasi pasar dilakukan dengan menggelontorkan beras ke daerah-daerah dengan stok terbatas dan mengimbangi guyuran beras tersebut dengan optimalisasi penyerapan gabah petani untuk menjaga stok. Beras medium yang disalurkan sampai konsumen dijual dengan harga Rp 8.500 per kilogram untuk wilayah 1, Rp 9.000 per kilogram untuk wilayah 2 dan Rp 9.300 per kilogram untuk wilayah 3.

Adapun wilayah 1 terdiri dari Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, NTB, Sulawesi dan Bali. Wiiayah 2 terdiri dari Sumatera kecuali Lampung dan Sumatera Selatan, NTT dan Kalimantan. Wilayah 3 terdiri dari Maluku dan Papua.

Hingga saat ini cadangan beras Bulog berada pada posisi 2,37 juta ton. Dari cadangan tersebut, Bulog telah menggelontorkan sebanyak 346 ribu ton beras melalui operasi pasar di berbagai wilayah lndonesia secara berkala. Bulog juga telah menyerap beras dalam negeri sebanyak 1,4 juta ton atau 52,2 persen dari target sebesar 2,72 juta ton pada akhir 2018.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus