Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Raksasa teknologi dan elektronik asal Jepang, Toshiba, resmi delisting dari bursa saham Tokyo sejak Desember tahun lalu. Belakangan perusahaan tersebut dikabarkan telah bangkrut. Benarkah demikian?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Toshiba delisting dari daftar Bursa Efek Tokyo pada 20 Desember 2023 setelah melantai di bursa selama 74 tahun. Penyebabnya adalah pergolakan dan skandal yang terjadi selama sepuluh tahun terakhir yang memicu perusahaan mengalami ketidakpastian.
Reuters juga menyebutkan bahwa pada 2015 Toshiba melakukan maladministrasi keuangan di berbagai divisi. Toshiba disebut melebih-lebihkan laporan laba sebelum pajak senilai US$ 1,59 miliar. Praktik ini terjadi selama tujuh tahun.
Kemudian pada Desember 2016, Toshiba menyatakan bakal berinvestasi pada perusahaan konstruksi pembangkit tenaga nuklir yang dibeli oleh Westinghouse Electrik setahun sebelumnya. Namun ternyata, pada Maret 2017, Westinghouse bangkrut. Walhasil, Toshiba merugi US$ 6 miliar dan akhirnya menjual unit chip berharga Toshiba memory.
Toshiba akhirnya mendapat suntikan dana senilai US$ 5,4 miliar dari lebih dari 30 investor luar negeri pada Desember 2017. Suntikan dana ini membantu perusahaan menghindari delisting di Bursa Efek Tokyo. Namun pada Januari 2020, Toshiba kembali menemukan penyimpangan keuangan di anak perusahaannya.
Masalah masih berlanjut hingga 2021. Pada Juni 2021, hasil investigasi pemegang saham menunjukan bahwa Toshiba berkolusi dengan Kementerian Perdagangan Jepang.
Konsorsium yang dipimpin Japan Industrial Partners (JIP) kemudian mengakuisisi perusahaan senilai US$ 14 miliar pada Maret 2023. Namun demikian akuisisi tersebut tak bisa menyelamatkan perusahaan dari delisting pada 20 Desember 2023. Sejak delisting belum ada lagi berita terbaru tentang Toshiba hingga muncul desas-desus di media sosial yang menyebut perusahaan tersebut telah bangkrut.
RIRI RAHAYU | REUTERS
Pilihan Editor: Pemerintah Lelang Surat Utang Negara Rp 24 T, Peminat Nyaris Tiga Kali
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini