SINGAPORE Technologies (ST) Telemedia meraup keuntungan besar dari PT Indonesia Satellite Corp. Tbk. Sebaliknya, dividen pemerintah Indonesia terpangkas secara signifikan. Dan ini memang risiko setelah divestasi yang menghebohkan itu. Kini, ST, yang memiliki 41,9 persen saham di perusahaan telekomunikasi kedua terbesar di Indonesia tersebut, sudah melaba Rp 63,4 miliar dalam tujuh bulan. Bandingkan dengan perolehan pemerintah, yang hanya Rp 22,6 miliar--merosot tajam dibanding tahun lalu yang Rp 337,5 miliar.
Direktur Utama Indosat, Widya Purnama, mengatakan bahwa para pemegang saham setuju membagikan total dividen Rp 151,33 miliar atau 45 persen dari total laba bersih Indosat Rp 336,3 miliar pada tahun buku 2002. Di luar itu, dialokasikan 54 persen untuk keperluan investasi dan modal kerja. Sedangkan satu persen untuk cadangan. ”Dividen (itu) akan dibagikan 1 Agustus (nanti),” ujar Widya seusai rapat umum pemegang saham (RUPS) di Jakarta pekan lalu. Sementara itu, Sekretaris Menteri Negara BUMN, Barcellius Ruru, menilai dividen pemerintah memang tergolong kecil, tapi tetap berguna untuk menambah penerimaan negara.
RUPS kali ini juga mengesahkan remunerasi direksi dan komisaris untuk tahun 2003 senilai Rp 32,8 miliar. Menurut sumber, mengingat laba bersih Indosat hanya Rp 336,3 miliar, artinya direksi dan komisaris bakal mengantongi 15 persen laba perusahaan untuk pribadi. Apalagi, laba perusahaan hanya berkisar 53,8 miliar per 31 Mar 2003. Selain itu, ada kontroversi yang mencuat pada pelaksanaan program pensiun dini kontra-divestasi Indosat. Padahal, kasus divestasi Indosat saja masih dalam gugatan serius karena diajukan oleh lebih dari 150 tokoh nasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini