Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memasuki hari terakhirnya menjabat di Kabinet Indonesia Kerja Jilid I pada Jumat, 18 Oktober 2019. Susi mengisi kegiatan dalam acara diskusi peluncuran bukunya berjudul "Transformasi Kelautan dan Perikanan".
Dalam acara itu, sejumlah tokoh turut datang sebagai penanggap. Selain membedah buku, mereka menyampaikan pandangannya tentang Susi yang telah menjabat di pemerintahan selama 5 tahun.
Tokoh agama, Mustafa Bisri alias Gus Mus, misalnya. Selain menyampaikan pandangan tentang buku tersebut, Gus Mus menuturkan harapannya agar Susi kembali menjadi menteri di pemerintahan selanjutnya.
"Mudah-mudahan beliau berlanjut. Kalau pun tidak, mudah-mudahan bukunya dibaca oleh (menteri) yang melanjutkan," ujar Gus Mus di kantor Kementerian KKP, Jakarta Pusat, Jumat sore, 18 Oktober 2019.
Gus Mus berharap menteri yang memimpin KKP akan meneruskan program-program Susi. Bila kebijakan Susi terkait reformasi kelautan tak dilanjutkan, ia mensinyalir citra kementerian yang semula baik bakal menjadi buruk.
Di akhir tanggapannya, Gus Mus lantas membacakan puisi untuk Susi. "Ini puisi Tahun 1990-an, berjudul negeriku," tuturnya.
Lamat-lamat, Gus Mus mendaraskan puisinya.
Mana ada negeri sesubur negeriku, Sawahnya tak hanya menumbuhkan
Mana ada negeri sesubur negeriku?
Sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tebu, dan jagung tapi juga pabrik, tempat rekreasi, dan gedung
Perabot-perabot orang kaya di dunia
dan burung-burung indah piaraan mereka
berasal dari hutanku
Ikan-ikan pilihan yang mereka santap bermula dari lautku emas dan perak
Perhiasan mereka digali dari tambangku
air bersih yang mereka minum bersumber dari keringatku
Mana ada negeri sekaya negeriku?
Majikan-majikan bangsaku
Memiliki buruh-buruh mancanegara
Brankas-brankas ternama di mana-mana menyimpan harta-hartaku
Negeriku menumbuhkan konglomerat dan mengikis habis kaum melarat
Rata-rata pemimpin negeriku dan handai taulannya terkaya di dunia
Mana ada negeri semakmur negeriku,
penganggur-penganggur diberi perumahan gaji dan pensiun setiap bulan, rakyat-rakyat kecil menyumbang negara tanpa imbalan
Rampok-rampok diberi rekomendasi
dengan kop sakti instansi
Maling-maling diberi konsesi
tikus dan kucing dengan asyik berkolusi
"Semoga ini tak terjadi setelah tak ada Bu Susi Pudjiastuti," tutur Gus Mus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini