PT Ramako Gerbangmas, pemegang merek McDonald's di Indonesia, boleh dibilang nasabah yang beruntung. Bagaimana tidak? Begitu keran kredit dilonggarkan, perusahaan yang bergerak di bisnis makanan cepat ini langsung memperoleh kucuran dana. Dari lima bank swasta nasional (Bank Muamalat Indonesia, Bank Duta, Bank Dagang dan Industri, Bukopin, dan Bank Societe Generale Indonesia), si penjual hamburger memperoleh kucuran dana Rp 25,75 miliar. Dengan Bank Muamalat, yang memberikan pinjaman Rp 7 miliar, akan ditempuh sistem bagi hasil. Maklum, bank yang beroperasi berdasarkan syariat Islam ini mengharamkan sistem bunga. Sedangkan oleh empat bank kreditor lainnya, Ramako dikenai bunga rata-rata 20% per tahun. ''Tapi ini sistemnya floating, jadi bisa naik bisa turun,'' kata Bambang Rachmadi, Presdir Ramako. Rencananya, dana tersebut akan dipakai untuk membuka 16 cabang McDonald's di Jawa, Bali, dan Sumatera. Diperkirakan oleh Bambang, tiap-tiap cabang akan menelan investasi Rp 1 miliar lebih. Tapi masih ada program Bambang yang lain. Kalau tak ada aral melintang, tak lama lagi McDonald's akan bekerja sama dengan Grup Salim. Ini penting untuk mengurangi ketergantungannya pada produk impor, seperti kentang dan daging. Pada tahap pertama, Ramako akan bekerja sama dengan Salim dalam perkebunan sekaligus pengolahan kentang. Untuk ini dibutuhkan investasi puluhan juta dolar. Soalnya, dibutuhkan paling sedikit 12.000 hektare lahan perkebunan kentang di daerah vulkanik, hingga bisa menghasilkan kentang berwana kuning emas dan zat gulanya rendah. Untuk itulah Ramako memilih Salim, yang memiliki perkebunan di Sumatera Utara. Dan kalau dengan Salim gagal, Bambang sudah merencanakan akan bergabung dengan Ometraco, yang memiliki perkebunan bertanah vulkanik di Pulau Jawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini