Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan investasi tepat untuk mengamankan uang tunjangan hari raya (THR). Beberapa jenis investasi dapat memperoleh keuntungan tinggi namun dengan resiko kecil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“THR lebaran sebaiknya masuk ke reksadana pendapatan tetap atau obligasi ritel pemerintah karena imbal hasilnya tinggi dan cenderung aman," kata Bhima dihubungi Tempo melalui pesan singkat pada Selasa, 2 April 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selanjutnya, kata Bhima, uang THR juga bisa diinvestasikan ke emas batangan karena likuid. Sementera reksadana saham cocok bagi yang tidak punya banyak waktu mengawasi portofolio investasi.
Namun, menurut Bhima, uang THR dapat diinvestasikan jika ada sisa dari pemenuhan kebutuhan lebaran. Bhima mengatakan, prioritas penggunaan THR adalah untuk keperluan mudik Lebaran, belanja tiket transportasi, penginapan hingga memberikan uang ke saudara di kampung halaman.
“Sebagian digunakan untuk membayar cicilan pinjaman dan kebutuhan pokok," kata Bhima.
Untuk itu Bhima mengakui, THR yang disisihkan ke tabungan dan investasi masih kecil di kelompok menengah bawah. Karena biasanya THR sudah habis untuk memenuhi kebutusan langung selama lebaran. Melihat kondisi harga pangan melonjak, Bhima menyarankan agar THR digunakan untuk kebutuhan pangan.
“Misalnya 40 persen untuk kebutuhan mudik Lebaran, kemudian 10 persen dana darurat, 30 persen memenuhi kebutuhan pasca Lebaran dan 20 persen untuk membayar cicilan pinjaman,” katanya.
Kementerian Ketenagakerjaan telah mengeluarkan aturan agar pemberi kerja maksimal memberikan THR maksimal tujuh hari sebelum lebaran. Besaran THR adalah satu kali upah pekerja bagi yang sudah bekerja selama setahun.