Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Ekonomi Global Gonjang-ganjing, Jokowi Titip Pesan Ini ke Bos BPJS Ketenagakerjaan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan BPJS Ketenagakerjaan agar mampu mengelola dengan baik investasi dari dana kelolaan.

7 Oktober 2022 | 14.53 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan BPJS Ketenagakerjaan agar mampu mengelola dengan baik investasi dari dana kelolaan sebesar Rp 487 triliun di tengah dinamika perekonomian global saat ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“(Presiden) berharap, pesan titip dana yang Rp487 triliun itu, titip diinvestasikan dengan baik, hati-hati, karena itu uang yang sangat besar uang para pekerja,” kata Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo usai bertemu Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat 7 Oktober 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anggoro mengatakan BPJS Ketenagakerjaan sudah menyesuaikan portofolio investasinya sejalan dengan perkembangan ekonomi dan pasar keuangan global.

Direktur Investasi BPJS Ketenagakerjaan Edwin Michael Ridwan mengatakan pihaknya selama 19 bulan terakhir telah menyesuaikan portofolio investasi untuk menerapkan mitigasi dan beradaptasi dengan profil risiko yang ada.

Beberapa langkah mitigasi antara lain pengurangan porsi investasi di saham dan menjual sejumlah kepemilikan di Surat Utang Negara (SUN). Hasil penjualananya untuk membeli produk investasi yang prospektif sesuai tren kenaikan imbal hasil (yield) instrumen keuangan.

“Kita selalu forward looking dan kita antisipatif dan bukan reaktif sehingga sejak kita masuk itu komposisi kita masuk di saham 17 persen dan kita kurangi terus dan tidak menambah penempatan di saham,” kata dia.

BPJS Ketenagakerjaan, kata Edwin, juga menjual kepemilikan di SUN dan membeli produk obligasi negara tenor 10 tahun agar mendapat keuntungan dari tren kenaikan imbal hasil di atas tujuh persen sejalan dengan era kenaikan suku bunga di pasar global saat ini.

“Kita sudah membelanjakan sekarang, karena kita melihat bahwa produk dari suku bunga, terutama obligasi negara yang 10 tahun sekarang sudah di atas tujuh persen, jadi kita banyak belanja,” ujar Edwin.

Baca: Cek Tarif iuran BPJS Kesehatan Kelas 1, 2, dan 3 Terbaru 2022

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus