Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Enggan Berbagi Utang

Pertemuan pemimpin negara Eropa di Brussel tak menolong untuk mengatasi krisis. Jerman menolak menanggung renteng utang Eropa.

2 Juli 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NEIN! NO! NON!" Demikian judul berita utama harian bisnis Jerman, Handelsblatt, Kamis pekan lalu. Tak ketinggalan, sang pemimpin redaksi meminta Kanselir Jerman Angela Merkel bersikap teguh dalam Konferensi Tingkat Tinggi Uni Eropa di Brussel, Belgia, pekan lalu. Merkel diharap menolak segala upaya yang membuat negara itu harus memikul utang Eropa.

Para pemimpin Uni Eropa menyiapkan pertemuan itu untuk membicarakan masa depan mata uang tunggal mereka, euro. Sehari sebelum konferensi digelar, Merkel terbang ke Paris. Ia melakukan pertemuan empat mata dengan Presiden Prancis Francois Hollande untuk mencari posisi umum menjelang konferensi.

Kedua pemimpin penting Eropa itu masih berseberangan dalam soal langkah-langkah lanjutan yang harus diambil untuk mengatasi krisis utang Eropa. Jerman kukuh menolak usul untuk meringankan biaya utang negara-negara Eropa. Sebaliknya, Prancis yakin bahwa zona euro membutuhkan integrasi lebih lanjut. "Tak ada solusi cepat dan sederhana. Tidak ada formula ajaib yang bisa menyelesaikan krisis utang sebuah negara dalam waktu sekejap," kata Merkel.

Pembicaraan Merkel dengan Presiden Hollande selama dua jam tak membuat mereka satu suara. Dua negara itu tetap berpegang pada prinsip masing-masing. Merkel berlalu tanpa pernyataan mengenai hasil pertemuan.

Pertemuan puncak Uni Eropa kali ini merupakan yang ke-20 untuk menyelesaikan krisis yang dimulai dari Yunani pada akhir 2009 itu. Meningkatnya imbal hasil obligasi Italia dan Spanyol mengindikasikan bahwa krisis utang telah melebar ke negara Eropa lain. Siprus menjadi negara kelima yang meminta bantuan ke Uni Eropa untuk kelangsungan hidup perbankan serta anggarannya. Beberapa jam sebelumnya, Spanyol telah mengajukan permintaan resmi untuk menyelamatkan perbankan.

Spanyol tak mampu lagi membiayai diri sendiri untuk waktu lama dengan suku bunga surat utang yang tinggi. Saat ini obligasi 10 tahun Spanyol dijual dengan yield 6,8-7 persen. Sedangkan Italia 6,19 persen. Menteri Keuangan Irlandia Michael Noonan mengatakan harus ada bantuan untuk mengurangi yield menjadi sekitar 4 persen.

Di Yunani situasinya lebih parah. Ribuan pegawai pemerintah diberhentikan, pajak dinaikkan, serta gaji dan uang pensiun dipotong. Penghematan anggaran besar-besaran dilakukan untuk mendapat bantuan finansial dari Uni Eropa.

Keresahan sosial di Negeri Para Dewa itu meningkat seiring dengan krisis ekonomi. Angka bunuh diri meningkat. Di Athena saja, angka bunuh diri melonjak 25 persen tahun lalu.

Kasus terbaru, Dimitris Christoulas, pensiunan ahli kimia, menembak kepalanya di lapangan Syntagma, di pusat Kota Athena. Dalam suratnya, pria 77 tahun itu menyatakan kecewa atas pemangkasan uang pensiun yang menyebabkan ia tak menerima apa pun pada hari tua. Padahal ia telah membayar uang pensiun selama masa kerja 35 tahun. "Saya tak melihat cara selain kematian terhormat ini, sehingga saya tak perlu mengorek sampah hanya untuk menyambung hidup," tulis Christoulas.

KTT Brussel kali ini akan berfokus pada bantuan jangka menengah untuk Spanyol dan Italia. Sebanyak 27 kepala pemerintahan akan berdiskusi tentang kemungkinan membeli obligasi pemerintah Spanyol dan Italia, untuk menurunkan biaya pinjaman kedua negara.

Perdana Menteri Italia Mario Monti dan Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy bersatu mendorong tindakan cepat untuk mengurangi krisis. Sejumlah pemimpin Uni Eropa menginginkan utang sebuah negara anggota zona euro juga ditanggung seluruh kawasan, misalnya dengan sentralisasi surat utang.

Jerman keberatan dengan usul menanggung renteng utang Eropa. Menurut Merkel, negara-negara bermasalah harus mematuhi kebijakan anggaran ketat yang sejak awal digagas Jerman dan Prancis. "Kebijakan berbagi utang, secara ilmu ekonomi, salah dan tidak produktif."

Direktur Eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde pun mendesak rakyat Yunani menolong diri sendiri secara bersama-sama. Dia menyatakan lebih memikirkan anak-anak kecil dari sebuah sekolah di desa kecil di Niger yang belajar dua jam sehari, berbagi satu bangku untuk tiga orang, dan sangat ingin mendapat pendidikan. "Saya rasa mereka lebih membutuhkan bantuan ketimbang warga Athena."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus