Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Semen Bosowa
Semen Impor Bosowa Dilarang Beredar
Kepala Pusat Standardisasi Kementerian Perindustrian Tony Sinambela mengatakan semen impor dari Vietnam milik PT Semen Bosowa dilarang beredar di Indonesia. Pasalnya, sertifikat Standar Nasional Indonesia terbit belakangan. "SNI hanya untuk semen yang diproduksi setelah sertifikat terbit," katanya kepada Tempo.
Bosowa mengimpor hampir 17 ribu ton semen curah tanpa sertifikat SNI. Semen buatan Vietnam itu ditahan Bea dan Cukai Kupang saat sandar di Pelabuhan Tenau, Kupang, Nusa Tenggara Timur, 5 Juni lalu. Semen impor Bosowa diduga kuat menggunakan kemasan merek Bosowa yang bersertifikat SNI. Saat ini semen ditahan di gudang milik Distributor PT Dwi Tunggal Mitra Sehati di Kota Kupang. "Tidak boleh beredar," kata Kepala Bea dan Cukai Kupang Panca.
Tony meminta petugas pabean memerintahkan Bosowa mengekspor ulang atau memusnahkan semen tersebut. Alasannya, semen tidak bisa berubah menjadi legal meski SNI baru diterbitkan. "Semen yang sah diberikan label SNI adalah semen yang diproduksi setelah SNI terbit," ujarnya.
Chief Executive Officer Bosowa Mulyanto Broto berkukuh semen bisa beredar setelah proses sertifikasi SNI kelar. "Kalau Bosowa dianggap salah, kami terima, tapi semen kami punya izin," katanya. l
Studi Kelayakan Jembatan Selat Sunda
Agus Marto Tolak Tomy Winata
Menteri Keuangan Agus Martowardojo berkeras studi kelayakan Jembatan Selat Sunda diambil alih pemerintah dan didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Usul itu tercantum dalam surat Menteri Agus kepada Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto pada awal Juni lalu.
Dalam salinan surat, Menteri Agus mengusulkan pemerintah mengerjakan tahap persiapan meliputi studi kelayakan dan desain dasar. Usul ini berbeda dengan isi Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011, yang menunjuk perusahaan milik taipan Tomy Winata, PT Graha Banten Lampung Sejahtera, sebagai pelaksana studi kelayakan dan desain dasar.
Menteri Agus menolak keputusan ini dan menilai studi kelayakan yang diajukan konsorsium itu tidak jelas definisinya. Ia juga tegas menolak memberi jaminan Rp 3 triliun terhadap studi kelayakan yang dibuat konsorsium. Kehati-hatian Menteri Agus karena pemrakarsa proyek berasal dari swasta. "Proyek strategis yang datang atas prakarsa swasta umumnya cenderung bermasalah," ujarnya.
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto belum menanggapi usul tersebut. "Kami harus berkoordinasi dengan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa," katanya. Adapun Presiden Direktur PT Graha Banten Lampung Sejahtera Agung R. Prabowo menolak rencana Menteri Agus. "Ini (studi kelayakan Jembatan Selat Sunda) adalah satu kesatuan pengembangan kawasan dan Jembatan Selat Sunda," katanya.
Pembangunan jembatan sepanjang 29 kilometer ini diperkirakan menelan biaya Rp 100 triliun. Adapun pengembangan kawasan di sekitar jembatan ditaksir menghabiskan biaya Rp 25 triliun. Jembatan yang masa pembangunannya diperkirakan 8-10 tahun ini akan digunakan untuk lintasan jalan raya dan rel kereta api.
Retail
Parkson Investasi Rp 142 Miliar
Peretail asal Malaysia, Parkson Retail Group, berencana menanamkan investasi senilai US$ 15 juta atau sekitar Rp 142 miliar di Indonesia dalam tiga tahun ke depan. Menurut Group Managing Director Parkson Datuk Alfred Cheng, dana ini digunakan untuk menambah lima toko. "Dua toko Parkson Department Store, sisanya Centro Department Store," katanya Rabu pekan lalu.
Cheng mengatakan penambahan jaringan toko ini bisa mendongkrak pendapatan Parkson di Indonesia. Pada 2011, jaringan toko di Indonesia memberi kontribusi 3 persen dari nilai penjualan Parkson International yang mencapai US$ 3,7 miliar. Dia berharap nilai penjualan di Indonesia naik empat kali lipat pada tiga tahun mendatang. "Kontribusi dari Indonesia bisa naik hingga 7 persen," ujarnya.
Executive Director Parkson Retail Asia Toh Peng Koon mengatakan toko Parkson akan dibangun di tiga kota besar, yakni Jakarta, Medan, dan Surabaya. Dalam jangka panjang, kata Koon, Parkson akan membangun gerai Centro di 12 kota besar, antara lain Solo, Pekanbaru, Makassar, dan Manado. l
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo