Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Ditjen EBTKE Kementerian ESDM) bekerja sama dengan Yayasan Inisiatif Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) untuk Program Patriot Energi Angkatan 4 tahun penugasan 2024-2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi dan Ketua Yayasan Inisiatif Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) Tri Mumpuni menandatangani perjanjian kerja sama Program Patriot Energi tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dengan adanya perjanjian kerja sama ini, mudah-mudahan bisa mengidentifikasikan lokasi-lokasi yang memerlukan listrik. Tentunya berdasarkan resource yang ada di daerah tersebut,” ujar Eniya di acara penandatanganan perjanjian kerja sama Kementerian ESDM dan IBEKA di Kantor Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Kamis, 18 Juli 2024.
Eniya menyebutkan elektrifikasi daerah sudah mencapai 98,3 persen, tetapi masih ada 1,7 persen daerah yang belum memiliki listrik. Lewat Program Patriot Energi, Kementerian ESDM menargetkan adanya peningkatan rasio elektrifikasi daerah melalui penyediaan akses listrik di daerah 4T (Terdepan, Terluar, Tertinggal, dan wilayah Transmigrasi) berbasis energi terbarukan.
Fokus utama energi terbarukan Patriot Energi tahun 2024-2025 meliputi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLMTH), dan pendampingan di wilayah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPb).
Eniya berharap program kerja sama Kementerian ESDM dan IBEKA ini akan terus berlanjut sehingga bisa menghadirkan faktor sustainability dari segi infrastruktur dan segi sumber daya manusia di sektor energi terbarukan.
Program ini akan mengirimkan para pesertanya untuk mendampingi dan menggali potensi energi di wilayah 4T Indonesia.
Di kesempatan yang sama, Tri Mumpuni mengatakan semua peserta memerlukan empat kompetensi dasar yang meliputi kompetensi keteknisan, kejuangan, kerakyatan, dan keikhlasan. “Mereka harus mampu dan berani tinggal di daerah-daerah yang tidak ada listrik, tidak ada air bersih, plus tidak ada sinyal,” ujarnya.
Hingga saat ini, 261 orang telah diterjunkan dengan sebaran penugasan di 267 desa di seluruh Indonesia. Pada 2022, Program Patriot Energi angkatan ke 3 telah menginventarisasi kondisi kelistrikan di 237 desa dan menghasilkan 106 dokumen prastudi kelayakan yang dijadikan dasar pembangunan energi terbarukan secara berkelanjutan.
Untuk tahun penugasan 2024-2025, total desa sasaran yang dijadikan desa dampingan Patriot Energi di wilayah 4T Indonesia sejumlah 80 desa.