Hanya dalam tempo sebulan, bank sentral Amerika, The Federal Reserve, dua kali menurunkan suku bunga dana federal. Sejak Rabu pekan lalu, suku bunga The Fed tinggal 5,5 persen. Sebelumnya, pada awal tahun ini, Fed menurunkan suku bunga dari 6,5 persen menjadi 6 persen. Menurut Gubernur Fed, Alan Greenspan, ancaman terhadap melemahnya perekonomian AS membutuhkan respons yang cepat dan kuat. "Kepercayaan kalangan bisnis dan konsumen menurun, sebaliknya ongkos energi naik. Hal ini menyebabkan daya beli menurun dan keuntungan perusahaan berkurang," kata Greenspan kepada pers.
Pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal ke-4 memang hanya mencapai 1,4 persen, turun dari 2,2 persen pada kuartal sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini diperkirakan akan mendekati nol persen. Indeks kepercayaan konsumen pun turun dan menempati posisi terendah sejak 1993. Karena itu, tak ada pilihan lain kecuali menurunkan suku bunga. Bahkan, banyak ekonom dan pelaku pasar yang memperkirakan Fed masih akan menurunkan suku bunganya 50 basis poin lagi. Hasilnya memang masih belum terlihat. Tapi, paling tidak bursa New York mulai bergairah. Dan Indonesia bisa berharap perekonomian AS membaik agar dampaknya tidak terlalu keras terhadap perekonomian Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini