Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Gagasan ketiga untuk madura

Industri bersih dari Jepang buyar, grup salim mundur. kini tampil Habibie yang menghidupkan kembali rencana kawasan industri untuk madura.

22 Januari 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AKANKAH Madura menjadi Batam kedua? Ini pertanyaan yang susah dijawab. Tapi, ada niat menjadikan Madura sebagai basis pengembangan industri untuk wilayah Jawa Timur. Di depan sekitar 1.000 ulama Madura, Jumat dua pekan lalu, Menteri Riset dan Ketua BPPT B.J. Habibie menjelaskan rencana pengembangan industri pulau garam itu. "Tanah Madura yang kering cocok untuk industri," kata Menteri dengan hampir 30 jabatan itu. Menurut Habibie, Madura akan dijadikan basis pengembangan industri Jawa Timur. Sebab, bila pengembangan industri dipaksakan di Surabaya, lahan pertanian akan jadi korban. "Kalau perlu, Madura dibentuk dalam suatu wilayah otorita," tuturnya. Ini memang sebuah rencana yang cukup ambisius. Maka wajar kalau untuk mewujudkannya, dibutuhkan biaya raksasa. Tapi, hingga pekan lalu, proposal pembangunan Kawasan Industri Madura belum masuk BKPM. "Yang dulu saja, yaitu rencana kawasan industri Bangkalan, juga belum sampai di meja saya," kata Menteri Pengerahan Dana Investasi, Sanyoto Sastrowardoyo. Yang sudah lumayan gamblang adalah soal jembatan Madura. Bila pulau garam menjadi kawasan industri, menurut Habibie, jembatan yang menghubungkan Surabaya dan Madura harus dibangun. Selama ini orang harus naik feri ke Madura. Akibatnya, Jawa-Madura yang hanya terpisah 5,6 kilometer itu harus ditempuh 30 menit. Dengan jembatan, cukup 10 menit. Jembatan Madura merupakan bagian dari proyek ambisius Tri Bima Sakti, yakni pembangunan tiga jembatan yang masing-masing menghubungkan Jawa dengan Sumatera, Bali, dan Madura. Jembatan ini butuh investasi Rp 500 miliar. Penggalangan dana, syukurlah, tampaknya sudah terpecahkan. OECF, lembaga swasta penyalur bantuan pemerintah Jepang, memegang saham 80%, dengan menyuntik Rp 400 miliar. Konsorsium Indonesia, terdiri dari PT PAL, Krakatau Steel, Surabaya Industrial Estate Rungkut, dan Dhipa Madura Pradana (swasta yang dipimpin bekas Gubernur Jawa Timur Moh. Noer) kebagian 6%. Konsorsium Jepang juga pegang 6%. Sisanya yang 8% didapat dari obligasi yang dikeluarkan oleh sindikasi di bawah pimpinan Bapindo. Kapan proyek dimulai, juga belum jelas. "Yang saya tahu, proyek ini dimulai kalau pembebasan tanahnya sudah beres," kata Gubernur Jawa Timur Basofi Sudirman. Ini berarti masih lama, karena tanah yang dibebaskan sangat luas. Di ujung barat jembatan di Kenjeran, Surabaya, sekitar 1.000 hektare tanah harus dibebaskan. Sedangkan di ujung timur, di Bangkalan, tanah yang harus dibebaskan 15.000 hektare. Nah, tepat di ujung jembatan itu akan berdiri kawasan industri. Dua tahun lalu, kelompok Salim sebenarnya ingin membangun Madura tepatnya mendirikan pabrik semen. Salim sudah membebaskan tanah 440 hektare di Bangkalan. Tapi ia bentrok dengan pihak Jepang yang akan membangun clean industry di kawasan seluas 15.000 hektare, tak jauh dari kompleks milik Salim tadi. Pemda Jawa Timur ternyata lebih berat ke Jepang. Akhirnya Salim mundur. Demikian juga nasib jembatan Madura. Sejak dicanangkan, 1986, proyek itu masih sebatas gagasan di atas kertas. Sekitar dua tahun lalu, proyek itu pernah serius ditangani. Tapi tiba-tiba penyandang dana utamanya, Kelompok Summa, terbelit utang yang berat. Rencana besar itu pun kandaslah. Sekarang baiklah ditunggu bagaimana realisasi rencana Habibie itu.Iwan Q.H., Zed Abidien, Dwi S. Irawanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum