Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Marbut warsiman

Marbut (marmer buatan) produksi warsiman,52, asal klaten tak kalah dengan marmer itali atau tulungagung. dibuat campuran putih telur, kaca, dan bauksit. kualitasnya persis marmer asli. diekspor ke AS dan Timur Tengah

22 Januari 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ORANG-orang kaya Indonesia yang kini tergila-gila pada marmer impor dari Italia mungkin sekali-sekali perlu melirik ke marmer lokal hasil karya Warsiman. Dibuat di Klaten, Jawa Tengah, marmer ini merupakan hasil adonan telur ayam, batu kalsit, dan kaca. Atas anjuran Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, marmer buatan ini diberi nama "marbut" (singkatan dari marmer buatan). Sang penemu marbut, Warsiman, 52 tahun, sudah sejak 10 tahun lalu melakukan berbagai percobaan yang dibiayai oleh koceknya sendiri. Hasilnya, marbut buatan Warsiman tak kalah mutu ketimbang marmer Tulungagung atau bahkan marmer impor. Batu kalsit, yang merupakan bahan asal marmer, didapat Warsiman dari daerah Wonogiri. Sedangkan telur ayam, yang diambil adalah putih telurnya. Kedua bahan ini kemudian dicampur dengan kaca yang sudah dihaluskan, diberi semen dan batu kalsit muda. Dengan memasukkan adonan tadi ke dalam alat cetak terbuat dari silikon ataupun kayu, lalu didiamkan beberapa jam hingga satu hari (tergantung besar dan bentuknya), maka jadilah marbut. Kualitasnya persis marmer asli: mengkilat, halus, dan indah. Selain untuk bahan bangunan, marbut juga bisa diproses menjadi jambangan bunga, daun meja, atau benda lainnya. Daun meja berukuran 30 cm x 30 cm dihargai Rp 20.000, sedangkan yang berukuran 100 cm x 90 cm harganya Rp 700.000. Rata-rata harga itu sepertiga harga marmer eks Italia. Selain diserap oleh pasar lokal, marmer buatan Warsiman sempat diekspor 3.000 potong terdiri atas daun meja dan vas bunga ke Amerika Serikat. Sebelumnya, marbut juga pernah diekspor ke Timur Tengah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus