Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Garuda Belum Siap Terbang dari Halim

Sepuluh rute Garuda paling padat akan dialihkan.

6 Januari 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Garuda Belum Siap Terbang dari Halim

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk menyatakan belum siap beroperasi di Bandar Udara Halim Perdanakusuma pada 10 Januari mendatang. "Kemungkinan Februari," kata Senior Manager Public Relations Garuda Indonesia, Ikhsan Rosan, saat dihubungi kemarin.

Menurut Ikhsan, saat ini Garuda masih berkutat pada persiapan sistem pendukung penerbangan, seperti lounge penumpang, sistem check in, serta ground handling.

Juru bicara Garuda Indonesia, Pujobroto, menambahkan, persiapan sistem itu perlu dilakukan untuk memastikan standar pelayanan di Bandara Halim sama dengan di Bandara Soekarno-Hatta. "Garuda adalah penerbangan full service yang sangat memperhatikan sarana dan prasarana, seperti executive lounge dan pelayanan check in. Kami tidak mau memaksakan beroperasi jika belum siap," ujarnya.

Seperti diberitakan, Bandara Halim Perdanakusuma rencananya mulai beroperasi untuk penerbangan komersial berjadwal pada Jumat pekan ini. Bandara militer tersebut akhirnya dibuka untuk penerbangan komersial guna mengurangi beban Bandara Soekarno-Hatta yang dinilai padat.

Untuk mengurangi kepadatan itu, Pujobroto mengatakan Garuda telah mengajukan pemindahan 10 rute penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandara Halim. "Kami memilih penerbangan yang rutenya paling padat, seperti Jakarta-Surabaya dengan frekuensi 16-17 kali per hari," tuturnya.

Menurut Pujo, dalam sehari Garuda memiliki frekuensi penerbangan sebanyak 520 kali. Jam paling sibuk adalah pada pukul 05.00-10.00 WIB, di mana ada 40 jadwal penerbangan. "Antrean pesawat pada pagi hari berefek domino pada penerbangan siang dan sorenya," katanya.

Adapun juru bicara Kementerian Perhubungan, Bambang Ervan, memastikan Bandara Halim Perdanakusuma siap beroperasi pada 10 Januari. "Tetapi maskapai menyusul, menunggu persiapan mereka. Maskapai membutuhkan waktu untuk mempersiapkan kantor dan peralatan-peralatannya," ujarnya kemarin.

Bambang mengatakan hasil rapat terakhir antara Kementerian Perhubungan dan pihak terkait memutuskan, Jumat pekan ini, Bandara Halim Perdanakusuma siap dioperasikan sebagai bandara komersial. "Menteri Perhubungan akan membuat keputusan resmi setelah mengecek di lapangan nantinya," kata dia.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti Singayuda Gumay mengatakan ada tiga maskapai yang berminat mengalihkan sebagian rute penerbangannya ke Bandara Halim. Ketiga maskapai tersebut adalah Garuda Indonesia, Citilink, dan AirAsia.

Vice President Marketing and Communication PT Citilink Indonesia, Harismawan Yudi, mengatakan Citilink siap terbang via Bandara Halim Perdanakusuma. Sesuai dengan rapat terakhir, Citilink akan memulai penerbangan dari Halim, dan sedang mempersiapkan kantor perwakilan di lokasi tersebut.

"CEO kami menyatakan siap, dan kami sedang dalam persiapan kantor perwakilan di Halim," kata Harismawan Yudi. Dia menjelaskan, persiapan kantor Citilink di Halim sudah 50 persen.

Sebelumnya, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menyatakan belum bisa memastikan apakah Bandara Halim bisa beroperasi komersial pada 10 Januari. Menurut dia, hingga saat ini pihaknya masih mempersiapkan kapasitas pendukung bandara tersebut.

"Kami masih mengkajinya. Sekarang masih menghitung kapasitas optimalnya dan kapasitas pendukung seperti layout," kata Bambang, akhir tahun lalu.

Selain itu, masalah infrastruktur menuju ke Halim serta pembagian kapasitas dengan VIP dan tempat latihan Angkatan Udara juga menjadi pertimbangan. MARIA YUNIAR | ALI HIDAYAT


Jumlah Penumpang Pesawat

DOMESTIK
TahunDatangBerangkat
200933.848.12333.227.906
201043.277.12942.192.044
201157.543.42752.975.908
201260.611.31856.770.838
INTERNASIONAL
20096.762.5766.687.377
20109.733.8249.743.848
201110.600.39510.582.844
201211.734.03911.665.681
Sumber: Kementerian Perhubungan

Jumlah Penumpang Per Maskapai

2009
Garuda8.398.01719,17%
Lion Air13.377.82630,.54%
Sriwijaya Air5.464.61512,47%
Batavia Air6.107.52613,94%
Merpati Nusantara2.193.0095,01%
Citylink
2010
Garuda9.993.27219,30%
Lion Air19.698.49338,05%
Sriwijaya Air7.016.71513,55%
Batavia Air6.772.58313,08%
Merpati Nusantara2.361.7554,56%
Citylink
2011
Garuda13.701.87922,76%
Lion Air24.971.79541,48%
Sriwijaya Air7.382.46712.26%
Batavia Air6.754.84411,22%
Merpati Nusantara2.186.1743,63%
Citylink
2012
Garuda15.304.47221,43%
Lion Air29.441.50241,22%
Sriwijaya Air8.100.47511,34%
Batavia Air6.972.7499,76%
Merpati Nusantara2.520.9713,53%
Citylink1.444.8302,02%
Buku: Statistik Angkutan Udara 2012

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus