GEMAH ripah loh jinawi, siapa tak suka? Dan PT Aurora Sabang Satia pun -- berlokasi di Pacet, Cianjur, Jawa Barat -- dua pekan lalu mengekspor pupuk organik cair ke RRC, dengan merk Gemari (singkatan dari "gemah ripah loh jinawi"). Nilainya lumayan. Dengan mengapalkan 51 ribu liter, Aurora mengantungi 459 ribu dolar AS. Tapi itu cuma sebagian dari kontrak senilai 720 ribu dolar (sekitar Rp 1,3 milyar), yang harus selesai dikapalkan pada Februari mendatang. Tak syak lagi, pupuk yang dibuat dari kotoran hewan, kunyit, gadung, minyak ikan, terasi, tambah 16 jenis bahan lainnya ini merupakan potensi ekspor yang cukup berarti. Menurut Markus Marnisa, Direktur Aurora, perusahaannya sudah mengekspor Gemari senilai 2 juta dolar. Sementara itu, pesanan lain senilai 9 juta dolar telah siap untuk diteken. Juga dengan importir RRC. Apa keistimewaan Gemari, sampai RRC mencairkan koceknya hingga jutaan dolar? Kata Markus, Balai Penelitian dan Pengujian Tanaman Bogor telah membuktikan bahwa Gemari mampu meningkatkan hasil tanaman sampai 30%. Selain itu, tidak seperti halnya pupuk anorganik yang dibuat dari bahan-bahan kimia, Gemari tidak akan mengurangi tingkat kesuburan tanah. Jadi, "Pupuk ini cocok untuk mengimbangi pemakaian urea, TSP, maupun ZA," kata Menperin Hartarto Sosrosoenarto. Itulah sebabnya, Gemari juga digemari oleh para petani lokal. Beberapa perkebunan swasta dan pemerintah, misalnya, sejak 1987 sudah mulai memakainya. Tak heran bila Aurora berniat memperbesar kapasitas produksinya menjadi 8.000 ton per tahun. Ini berarti tiga kali lipat lebih dari kapasitas sekarang (2.400 ton), yang telah menelan investasi sekitar Rp 1 milyar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini