Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pariwisata tengah memonitor dampak gempa yang baru saja mengguncang Bali, Selasa pagi, 16 Juli 2019. Pencatatan utamanya dilakukan untuk aset-aset pariwisata di sekitar Pulau Dewata.
Kepala Tourism Crisis Center atau TCC Kementerian Pariwisata Guntur Sakti mengatakan, dalam pendataan, ditemukan kerusakan pada gerbang Nusa Dua yang menjadi salah satu ikon pariwisata. "Namun kalau lihat kerusakannya, kecil dan tidak parah," ujar Guntur saat dihubungi Tempo pada Selasa, 16 Juli 2019.
Ihwal kerusakan tersebut, Guntur berharap pihak pengelola kawasan Nusa Dua segera dapat memperbaiki. Adapun sampai saat ini, entitasnya masih terus berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata di Bali untuk memastikan tak ada dampak lebih besar yang menimpa Pulau Dewata pasca-gempa.
Wilayah yang menjadi titik pemantauan Kementerian Pariwisata adalah kawasan destinasi wisata. Pemantauan itu memfokuskan pada tiga aspek, yakni atraksi, amenitas, dan aksesibilitas.
Guntur mengimbau turis yang tengah berlibur di Bali untuk tidak panik. "Ikuti perkembangan situasi yang selalu di-update oleh BMKG dan instansi yang menangani kebencanaan," ujarnya. Ia memastikan entitasnya juga akan memperbarui informasi perkembangan dampak gempa di sektor pariwisata.
Gempa dengan magnitudo 6,0 sebelumnya mengguncang sejumlah wilayah di Provinsi Bali, di antaranya Nusa Dua, Denpasar, Tabanan dan Jembrana, pada Selasa pagi pukul 07:18:36 WIB. Gempa itu tidak berpotensi tsunami dengan kedalaman 68 kilometer.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Denpasar menyebutkan gempa yang berpusat di 9.11 lintang selatan, 114.54 bujur timur dengan kedalaman 68 km itu terjadi di 83 km barat daya Nusa Dua, 84 km barat daya Jembrana, 89 km barat daya Denpasar, 90 km barat daya Tabanan, dan 917 km tenggara Jakarta.
ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini