KABAR dari Surabaya itu kedengarannya seperti berseloroh. PT Utomo Deck Metal Work akan mengekspor genteng baja ke mancanegara. Soalnya, banyak yang pesimistis tentang peluang ini. Selandia Baru dan Australia sudah lebih dulu menguasai pasaran. Harga genteng mereka lebih murah daripada harga lokal. Setelah berkeliling ke mancanegara, Darmawan Utomo, Direktur Utama PT Utomo Deck melihat kemungkinan lain. "Potensi pasar masih terbuka lebar bagi Indonesia," katanya. Mengapa? Ternyata, konsumennya semakin banyak. Lebih dari 50% rumah-rumah di Singapura, Taiwan, Filipina, dan AS menggunakannya. Australia dan Selandia Baru telah mengeruk keuntungan. Soal harga, Utomo berani menekan harga 15% lebih murah. Apalagi, "Khusus untuk memproduksi barang ekspor, Krakatau Steel memberi potongan harga baja 20-30 persen," ujarnya. Yakin dapat bersaing, Utomo tak siasia menjajakan dagangannya. Sabtu pekan lalu, 25.000 lembar genteng pesanan Singapura dikapalkan melalui Pelabuhan Tanjungperak, Surabaya. Nilainya sekitar US$ 47.000 atau hampir Rp 95 juta. Februari, bulan depan, menyusul ekspor ke Filipina, Korea Selatan, dan Taiwan. Negosiasi antara PT Utomo Deck dan calon pengimpor, seperti Arab Saudi, Qatar, Zimbabwe, Jepang, dan Malaysia pun tengah berlangsung. Maka, jadilah PT Utomo Deck sebagai eksportir genteng baja pertama di Indonesia. Kini, ia menggenjot produknya dua kali lipat, dari 80 ribu lembar menjadi 160 ribu lembar per bulan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini