Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Gubernur Bali Dorong E-Commerce di Toko Tani Indonesia Center

Gubernur Bali Made Mangku Pastika mendorong sistem daring untuk pemasaran produk di Toko Tani Indonesia Center.

25 Mei 2018 | 14.27 WIB

Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat pertemuan dengan para konsulat jenderal, Rabu, 4 Oktober 2017. TEMPO/Bram Setiawan
Perbesar
Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat pertemuan dengan para konsulat jenderal, Rabu, 4 Oktober 2017. TEMPO/Bram Setiawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Denpasar - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mendorong organisasi perangkat daerah untuk menyiapkan sistem dalam jaringan (daring) untuk pemasaran (e-commerce) berbagai produk yang disediakan Toko Tani Indonesia Center.

"Segera buatkan program online-nya, nanti tinggal diklik saja, dan bisa dianterin ke rumah pakai Go-JEK. Buatkan aplikasinya," kata Pastika usai meresmikan peluncuran Toko Tani Indonesia Center di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali di Denpasar, Jumat, 25 Mei 2018.

Baca juga: Pangkas Rantai Distribusi, Toko Tani Indonesia Masuki E-Commerce

Menurut Pastika, keberadaan TTIC dapat memotong rantai biaya distribusi berbagai komoditas bahan pangan, seperti beras. Kalau di pasaran rata-rata harga satu kilogram beras Rp 11 ribu, di TTIC dijual seharga Rp 8.800.

"Kehadiran TTIC adalah satu upaya untuk memotong rantai pasokan pangan panjang yang bertujuan menjaga stabilnya harga sesuai dengan kemampuan daya beli masyarakat, sekaligus diversifikasi komoditas pokok yang diharapkan membantu memenuhi bahan pokok dan komoditas lainnya dengan harga di bawah harga pasar," ujarnya.

Pastika berharap Pemerintah Provinsi Bali bisa lebih banyak menyediakan beras yang dipasarkan TTIC sehingga inflasi dan kemiskinan di Bali bisa ditekan.

Bahkan menurutnya perusahaan daerah bisa melaksanakan hal ini dengan bantuan permodalan dari Bank Pembangunan Daerah Bali.

"Dari segi permodalan tidak susah. Kita punya bank, banknya untung, Perusda untung, petani untung, konsumen juga untung," ucapnya.

Dengan demikian, lanjut dia, keuntungan yang didapat pemerintah bisa digunakan untuk membantu petani dalam hal subsidi pupuk hingga memberikan bimbingan kepada petani mengenai teknologi tepat guna dan ramah lingkungan.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi menyambut baik ide dari Gubernur Bali. Bahkan menurutnya beras ini nantinya bisa dijual secara e-commerce dengan bantuan distribusi dari Toko Tani Indonesia.

"Kita bisa jual melalui e-commerce, sehingga harga wajar lebih banyak diperoleh konsumen," ucap Hendriadi sembari mengatakan pola ini sudah dicoba di DKI Jakarta dan ternyata jumlah transaksinya besar.

TTIC, lanjut dia, merupakan lembaga yang dibentuk untuk meningkatkan efisiensi pasokan pangan dari produsen di wilayah sentra ke TTIC di wilayah konsumen. TTIC juga merupakan sarana bagi gabungan kelompok tani/supplier/produsen pangan pokok dan strategis untuk memasarkan komoditas pangan.

"Dalam perkembangannya, fungsi TTIC secara bertahap kemudian lebih difokuskan kepada fungsi fasilitasi bagi produsen pangan dan pelaku distribusi untuk ikut berperan dalam stabilisasi harga dan pasokan serta peningkatan akses pangan melalui penyediaan pangan murah berkualitas bagi masyarakat," ujarnya.

Selain di Bali, pada 2018 ini juga dikembangkan TTIC Daerah di 19 provinsi lainnya. Pengembangan TTIC daerah diharapkan dapat menjadi cikal bakal terbentuknya lembaga distribusi pangan yang dapat mendorong terciptanya sistem distribusi pangan yang lebih efisien.

Menurut dia, jika untuk setiap kilogram beras itu masyarakat bisa menghemat hingga sekitar Rp 2.200, maka dana yang dihemat tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan yang lainnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali drh I Wayan Mardiana mengatakan saat ini sudah ada 60 Toko Tani Indonesia di Bali yang tersebar di enam kabupaten, yakni Tabanan, Jembrana, Buleleng, Karangasem, Badung dan Gianyar.

Pada acara yang dihadiri Gubernur Bali tersebut juga diserahkan bantuan untuk RTM miskin dan gabungan kelompok tani penerima bantuan pemerintah program pengembangan usaha pangan masyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus