Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perancang busana dari Indonesian Fashion Chamber (IFC), Lisa Fitria, menyampaikan harapannya pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 pada 17 Agustus 2023. Ia berharap agar masyarakat menjadi diri sendiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kita harus merdeka untuk diri sendiri dulu. Dengan era digitalisasi yang luar biasa secara tidak langsung banyak orang yang terjebak, dia tidak merdeka, tidak menjadi diri sendiri," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, orang yang tidak bisa menjadi diri sendiri bukan orang yang merdeka. Karena itu, dia ingin menyampaikan pada masyarakat agar memerdekakan diri sendiri. Dia menyoroti pentingnya orang-orang tidak terpengaruh media sosial yang cenderung menampilkan hal keren dan tindakan menyombongkan diri tentang hal-hal yang berhubungan dengan uang atau flexing.
"Untuk menjadi apa adanya tidak perlu terpengaruh media sosial yang menampilkan yang keren-keren, flexing," ujar Lisa.
Lisa juga berharap terkait Pemilu 2024 agar masyarakat bisa membekali diri dengan literasi yang baik sehingga tak serta merta menerima informasi namun melakukan penelusuran fakta terlebih dulu.
"Sekarang orang lebih suka tampilan visual tanpa mau lebih mendalam. Semoga literasi mengenai demokrasi, informasi apapun bisa dicerna dengan baik dan bertanggung jawab," harapnya.
Gaya busana Presiden
Pengamat mode ini juga mengungkapkan pendapatnya tentang busana adat Tanimbar Presiden Joko Widodo pada Sidang Tahunan MPR Tahun 2023 di Gedung MPR/DPR/DPD Jakarta pada 16 Agustus 2023. Menurutnya, penampilan Presiden tampak sederhana namun ikonik. Saat itu, Presiden mengenakan kemeja putih dibalut selendang kain tenun yang menutupi bagian dada serta punggung dengan warna motif hitam, merah dan abu-abu.
Pada bagian kepala, Presiden Jokowi mengenakan penutup kepala yang berhiaskan somalea atau hiasan dari bulu burung Cenderawasih yang telah dikeringkan. Hiasan ini pada masa lalu melambangkan keberanian, kebesaran dan keperkasaan pemimpin atau pahlawan atau ketua adat.
Presiden juga mengenakan kalung dengan ornamen berbentuk lingkaran dengan warna emas di bagian dada yang melambangkan kebesaran sebagai seorang pemimpin. Pada masyarakat Maluku, kalung emas ini identik dengan raja atau ketua adat yang kharismatik dan dihormati. Presiden juga menggunakan kain berwarna hitam sebagai sabuk pinggang serta celana panjang hitam sebagai bawahan.
Lisa berpendapat pemilihan busana adat Presiden Jokowi di 2023 seperti tahun-tahun sebelumnya menarik seiring pesan yang ingin ditunjukkan untuk mengingatkan semboyan Bhineka Tunggal Ika sekaligus pengingat Indonesia tidak cuma Jawa tetapi juga belahan pulau lainnya.
Pilihan Editor: 5 Lomba yang Selalu Ada Memeriahkan Hari Kemerdekaan 17 Agustus