Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Kenaikan harga minyak bakal menambah beban keuangan negara. Merujuk pada postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2024, tiap kenaikan US$ 1 per barel ICP akan meningkatkan defisit sebesar Rp 6,5 triliun.
Pemerintah diperkirakan tak menaikkan harga BBM karena inflasi volatile food Indonesia per April 2024 ini sebesar 9,63 persen.
Jika harga BBM bersubsidi dinaikkan, pemerintah disarankan memperbaiki penyaluran subsidi agar tepat sasaran.
SEPANJANG paruh pertama tahun ini, pemerintah memilih mempertahankan harga bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi meski harga minyak meningkat. Tren kenaikan harga komoditas ini masih berlanjut, tapi belum ada kejelasan ihwal harga BBM bersubsidi pada semester kedua nanti.
Proyeksi kelanjutan tren muncul dari sejumlah lembaga internasional. Salah satunya US Energy Information Administration yang memperkirakan harga minyak dunia pada semester II 2024 dalam skenario moderat akan berada di level US$ 90 per barel. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral meramal Indonesia Crude Price (ICP), yang dihitung dari rata-rata harga Brent hingga WTI, berada di level US$ 84 per barel pada akhir tahun nanti.
Kenaikan harga minyak bakal menambah beban keuangan negara. Merujuk pada postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2024, setiap kenaikan US$ 1 per barel ICP akan meningkatkan defisit sebesar Rp 6,5 triliun. Sementara itu, asumsi ICP pemerintah berada di level US$ 82 per barel.
Dengan asumsi tersebut, pemerintah menentukan subsidi dan kompensasi BBM tahun ini sebesar Rp 160,91 triliun. Di dalamnya terdapat alokasi subsidi solar untuk 17,80 juta kiloliter dan minyak tanah 500 ribu kiloliter serta kompensasi untuk Pertalite sebanyak 31,60 juta kiloliter.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Daniel A Fajri berkontribusi dalam penulisan artikel ini.