Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Harga Beras Melambung, Pengusaha Warung Makan Cerita Tak Naikkan Harga tapi Kurangi Porsi Nasi

Lonjakan harga beras belakangan ini juga berimbas ke para pengusaha warung makan di Kota Cirebon, Jawa Barat. Apa saja yang dilakukan mereka?

31 Agustus 2023 | 19.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang penjual sedang melayani pembeli warteg di sekitaran pasar Ciputat Tangerang Selatan, Kamis, 23 Maret 2023. Pemkot dan MUI Tangsel telah menyepakati adanya peraturan baru buka restoran atau warteg pukul 12 siang, selama bulan suci Ramadan. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Cirebon - Lonjakan harga beras belakangan ini juga berimbas ke para pengusaha warung makan di Kota Cirebon, Jawa Barat. Mereka tak menaikkan harga jual, tapi lebih memilih menyiasatinya dengan mengurangi porsi nasi di dalam satu piring agar tak kehilangan pelanggan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya beli beras sekarang Rp 14 ribu per kilogram,” kata Surti, seorang pengusaha warung makan di kawasan Jalan Silliwangi, Kota Cirebon, Kamis, 31 Agustus 2023. Beras yang dibelinya merupakan beras jenis medium yang sebelumnya bisa dibeli dengan harga sekitar Rp 11 ribu hingga Rp 12 ribu per kilogram. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kenaikan harga beras ini menurut Surti sudah terjadi hampir dua pekan ini. “Naiknya memang sedikit-sedikit. Tapi ya tetap naik,” tuturnya. 

Bagi pengusaha warung makan skala kecil seperti dirinya, kenaikan harga beras sangat menyusahkan. Belum lagi harga kebutuhan pokok lainnya yang juga mahal. “Harga telur gak turun-turun sampai sekarang,” tuturnya. Harga telur masih di harga Rp 28 ribu hingga  29 ribu per kilogram. 

Di tengah kenaikan harga beras, Surti mengaku sangat tidak memungkinkan untuk menaikkan harga makanan yang dijualnya. “Jadi terpaksa porsinya saya kurangi sedikit,” tuturnya.

Bila biasanya satu porsi nasi dijual Rp 3 ribu, kini Surti mengaku tetap menjual dengan harga yang sama namun porsinya dikurangi. “Kalau mau porsinya sama, harganya naik Rp 4 ribu,” tutur Surti. Dalam sehari Surti mengaku membutuhkan beras 6 hingga 7 kilogram untuk berjualan makanan. 

Keluhan yang sama diiungkapkan pengusaha warung makan lainnya, Siti. “Saya dengar kalau harga beras juga bakal terus naik,” tuturnya.

Ia mengaku kesulitan dengan beras yang melambung tersebut. Siti juga tidak tega kalau harus menaikkan harga makanan yang dijual. “Tapi kalau tidak dinaikkan, ya saya rugi,” tuturnya. 

Senada dengan Surti, Siti akhirnya memilih mengurangi porsi nasi saat menjual makanan. Meski harus menjawab protes para pelanggan terutama pelanggan laki-laki yang porsi makannya cukup banyak, ia bergeming. “Tapi kalau dijelaskan, mereka mengerti,” tuturnya. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus