Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan menggelar rapat sore ini, Kamis, 11 Januari 2018, menyusul kenaikan harga beras yang masih terjadi. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menggelar rapat dengan tema ‘Stabilisasi Harga dan Ketersediaan Pasokan’, di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, pukul 17.30 WIB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam rapat tersebut, Kemendag mengundang pengurus Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dan sejumlah distributor beras.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti diketahui, pemerintah diimbau menambah pasokan beras medium untuk mengerem kenaikan harga yang masih berlangsung. Di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) kenaikan harga beras pada 10 Januari 2018 dibanding awal tahun ini, sudah mencapai 14 persen. Kalangan pedagang menyatakan semestinya pasokan ditambah untuk menurunkan harga beras medium sehingga bisa mematuhi beleid Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 57 Tahun 2017 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Beras. Beleid itu menetapkan HET beras medium Rp 9.450 per kilogram.
Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan Ninuk Rahayuningrum mengemukakan kenaikan harga beras medium saat ini akibat panen di sejumlah wilayah di Indonesia menghasilkan kualitas gabah yang baik, sehingga turut menaikkan harga gabah menjadi lebih dari Rp 6.000 per kg.
Dia mengatakan harga gabah yang tinggi untuk kelas medium merangkak dari sebelumnya hanya Rp 4.600. Sehingga produsen kesulitan membuat beras medium. Akibatnya membuat stok beras kelas dua itu menipis.
"Panen saat ini ada, tapi kualitas gabahnya bagus, sehingga misalnya kalau hitung-hitungan untuk menjadi beras seharga Rp 9.450 per kg sedangkan gabah tinggi. Jadi petani menjual di premium karena gabahnya bagus kemungkinan untuk pecah kecil. Kadar airnya bagus karena banyak matahari," tuturnya.
Ninuk menolak jika kondisi ini dimanfaatkan pedagang untuk melakukan shifting. Menurut dia, tindakan itu dilakukan bila ada gabah kualitas kurang baik, tapi dikemas menjadi beras premium. Sedangkan kondisi gabah yang dihasilkan baik.
Kondisi tersebut, ujar dia, menggerakkan pemerintah melakukan operasi pasar dengan menggelontorkan beras medium dari Badan Urusan Logistik (Bulog). Jumlah beras yang digelontorkan sekitar 13 ribu ton per hari. Kemendag juga tidak membatasi berapa lama operasi pasar ini dilakukan. Upaya ini dilakukan hingga harga beras stabil.