Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Harga emas dunia turun pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB. Dengan begitu, harga emas berbalik menjadi melemah setelah dua sesi beruntun melonjak di tengah kekhawatiran pasar bahwa inflasi keras di seluruh dunia dapat mendorong bank-bank sentral menaikkan suku bunga lebih lanjut dan kekhawatiran Fed akan memulai kembali kenaikan suku bunga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange jeblok US$ 10 atau 0,52 persen menjadi US$ 1.923,8 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$ 1.940,3 dan terendah di US$ 1.919,8. Emas berjangka naik US$ 4,2 atau 0,22 persen menjadi US$ 1.933,8 pada Senin lalu, 26 Juni 2023, setelah terangkat US$ 5,9 atau 0,31 persen menjadi US$ 1.929,6 pada Jumat pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Harga emas juga melemah setelah data ekonomi dirilis pada Selasa kemarin. Departemen Perdagangan AS, misalnya, melaporkan bahwa pesanan baru AS untuk barang-barang tahan lama yang diproduksi naik US$ 4,9 miliar atau 1,7 persen, menjadi US$ 288,2 miliar pada Mei, naik tiga bulan berturut-turut.
Indeks harga Rumah Nasional AS dari S&P CoreLogic Case-Shiller naik 0,5 persen pada April berdasarkan penyesuaian musiman dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Adapun Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan rumah baru AS melonjak 12,2 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 763.000 unit pada Mei, level tertinggi sejak Februari 2022.
Selain itu, Indeks Kepercayaan Konsumen dari The Conference Board naik menjadi 109,7 pada Juni, naik dari 102,5 pada Mei. Investor juga sedang menunggu data inflasi utama AS yang akan dirilis pada Jumat mendatang, 30 Juni 2023.
Secara keseluruhan, angka penjualan rumah dan kepercayaan konsumen menunjukkan bahwa pembacaan inflasi yang dipantau The Federal Reserve pada Jumat besok juga bisa datang lebih kuat dari yang diharapkan.
Selama setahun terakhir hingga April lalu, indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi, atau indeks PCE utama, bersama dengan PCE inti, yang menghapus harga makanan dan energi yang tidak stabil, berjalan jauh di atas target Fed sebesar 2 persen.
Analis di platform perdagangan daring OANDA, Ed Moya, memperkirakan emas tetap di bawah tekanan karena konsumen AS masih terlihat kuat. Adapun data yang ada telah mencerminkan gambaran ekonomi tangguh yang dapat dikenakan pengetatan Fed lebih lanjut.
Selain emas, logam mulia lainnya seperti perak untuk pengiriman Juli naik 13,40 sen atau 0,59 persen, menjadi ditutup pada US$ 22,96 per ounce. Semetara platinum untuk pengiriman Oktober naik US$ 1,1 atau 0,12 persen, menjadi US$ 934 per ounce.
ANTARA