Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Harga etanol jadi menarik

Pembangunan pabrik etanol di tulang bawang sumatra selatan.(en)

19 Februari 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI Indonesia agaknya tidak dikendurkan upaya pengembangan sumber energi alternatif sebagai akibat harga minyak bumi di pasaran dunia semakin turun. Buktinya ialah pekan lalu Presiden Soeharto meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang yang berkapasitas 30 MW. Tenaga panas bumi bersama batubara, tenaga air dan gas bumi merupakan sumber energi alternatif utama yang sangat berarti bagi Indonesia. Semua program pengembangan sumber energi itu "tidak ada problem," ujar Dirjen Ketenagaan, Prof. Dr. Ir. Samaun Samadikun pada TEMPO. Kalaupun sementara ada hambatan, menurut Prof. Samaun, itu hanya karena alokasi dana tahun anggaran ini diperketat. Tapi itu pun tidak perlu mengganggu kelancaran berbagai program pengembangan, "asal saja kita kerja dengan lebih baik lagi," ujar Dirjen itu. Khususnya di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, kata Ir. Wardiman, Asisten I Menteri Ristek, "kita melaksanakan on-going projects." Artinya, pelaksanaan proyek yang sedang berjalan tetap dilanjutkan. BPP Teknologi antara lain giat menjalankan berbagai program penelitian dan pengembangan sumber energi non konvensional seperti tenaga surya, bio-gas dan etanol. "Jangka panjang upaya ini tetap punya perspektif yang baik," ujar Ir. Koeswandi Wasito, pimpinan proyek Pilot Plant Etanol dan Perkebunan Energi BPP Teknologi. "Bahkan dengan kenaikan harga BBM dalam negeri, harga etanol menjadi semakin menarik." Koeswandi memperkirakan ongkos produksi 1 liter etanol kini sekitar Rp 300. Pabrik etanol sedang dibangun di daerah transmigran Tulang Bawang, Sum-Sel. Proyek itu diharapkan mulai berproduksi Oktober-November nanti dengan kapasitas terencana 15.000 liter sehari. Sementara pabrik etanol lainnya di Sulusuban Sum-Sel, yang dibangun dengan bantuan (grant) dari Jepang, akan mulai berproduksi Maret, lebih awal 2 bulan dari target. Kapasitasnya diperkirakan mencapai 8.000 liter sehari. Bahan bakunya ialah ubi jalar dan singkong, produksi kaum transmigran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus