Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Harga Gas dan Listrik Naik, Pengusaha Kawasan Industri Batam Khawatir Investor Lari ke SEZ Johor

Pengusaha Kota Batam keluhkan kenaikan harga gas yang berdampak pada kenaikan harga listrik di kawasan industri

24 Januari 2025 | 17.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pengusaha Kawasan Industrial BatamIndo, Mook Soi Wah saat diwawancarai awak media di Oakwood Hotel Batam, 22 Januari 2025. TEMPO/Yogi Eka Sahputra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Batam - Pengusaha Kota Batam keluhkan kenaikan harga gas belakangan ini. Dampaknya, harga listrik di kawasan industri ikut terdongkrak. Mereka khawatir, kondisi tersebut membuat investor enggan masuk ke Kota Batam di tengah persaingan ekonomi antara negara pasca diluncurkannya zona ekonomi khusus (Special Economic Zone atau SEZ) Johor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengusaha Kawasan Industrial BatamIndo, Mook Soi Wah mengatakan, kawasan industrinya memiliki instalasi listrik sendiri yang berbahan bakar gas. Ketika gas naik, menurutnya harga listrik kawasan juga turut naik. "Kalau gas naik, listrik kami tidak naik, matilah, ya kan," kata Mook kepada wartawan saat menghadiri acara Konsulat Jendral Singapura, di Hotel Oakwood Batam, Rabu, 22 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurutnya, dampak dari kenaikan harga gas, kenaikan listrik mencapai 40 sampai 50 persen. Perusahaan Gas Negara (PGN) menurutnya sudah sempai menyampaikan informasi kenaikan harga kepada pengusaha.

Hal serupa dikatakan Chairman Panbil Group Johanes Kennedy Aritonang ia juga meminta agar pemerintah memperhatikan supaya harga gas tidak dinaikan, agar tidak berdampak kepada listrik di kawasan industri. "Masalahnya gas alam dari Sumatera dan Natuna dikirim ke Singapura, kami menggunakan gas impor, otomatis harga listrik jadi mahal, jadi kami sudah minta agar gas alam dipakai untuk listrik dalam negeri dulu, harga listrik lebih murah dan kawasan industri punya daya saing dengan negara lain," kata Wakil Ketua Umum Koordinator Wilayah Sumatera Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) itu.

Saat ini kata Mook, dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya, harga listrik di kawasan industri di Kota Batam paling mahal. "Sekarang dibandingkan Johor, Vietnam dan Thailand, di Batam mahal sedikit, tetapi kalau gas naik, bisa lebih mahal lagi, kami sangat kesulitan," kata Mook.

Ia meminta PGN menimbang kembali kenaikan harga gas tersebut. "Saya juga sudah sampaikan kepada wakil menteri industri yang datang ke Batam beberapa waktu lalu, tetapi ini kan urusan Menteri ESDM, semoga menjadi perhatianlah," kata Mook.

Apalagi kata Mook, sekarang ini Singapura dan Malaysia sudah membentuk kerjasama SEZ di kawasan Johor, yang akan menarik investor. "Ini Malaysia sudah ada SEZ kan, kalau di situ lebih kompetitif, saya khawatir kami lebih susah tarik investasi ke Batam. SEZ itu pasti menampung investor pakai tangan, bahkan juga kaki. Jadi, jaga daya saing batamlah, jangan dinaikan," katanya.

Saat ini kata Mook, pengusaha di Batam sedang berekspansi di Cina. Ia berharap jangan sampai akibat naiknya harga gas tersebut membuat negara tetangga mengekspansi perusahaan yang sudah tumbuh di Batam. "Kalau perusahaan langsung pindah ke negera lain tidaklah, tetapi skalanya bisa dikecilkan investor nanti, dan mereka pindah ke Malaysia, yang awalnya produksi 10 sekarang menjadi 4, gara-gara listrik mahal," katanya. 

Di Kota Batam saat ini menurutnya sedang banyak kawasan industri beroperasi di sektor elekronik. Selain itu, ada penarikan investor dalam sektor data center. Semua sektor itu menggunakan listrik yang banyak. "Data center itu sedang menjadi rebutan di Asia Tenggara, harus ada listrik banyak, penggunaan listriknya 24 jam, jadi kalau listrik mahal di sini, investor cari listrik yang murahlah," katanya. Apalagi menurut Mook, ekonomi industri di Kota Batam sekarang lebih baik dari tahun ke tahun. "Kalau ekspor impor kita sudah oke lah, tetapi jangan sampai investor sulit masuk ke Batam," kata.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus